Seorang
pencari kebenaran sejati, begitu beliau rahimahulla sering dipanggil. Dia
memulai pengembaraannya sejak masih sangat muda. Dia adalah anak dari seorang
majusi. Suatu hari beliau di perintahkan untuk mengurus ladang ayahnya, karena ayahnya
yang memiliki urusan lain. Dalam perjalanan menuju ladangnya ia melewati sebuah
gereja, ia melihat orang-orang sedang beribadah disana, beliau sangat mengagumi
cara mereka beribadah karena merasa ibadah mereka lebih baik dari apa yang
dilakukan oleh ayahnya yaitu beribardah dengan menjaga agar api tidak pernah
padam.
Akhirnya
beliau tidak keladang karena terhanyut dengan ibadah yang dilakukan oleh orang
nasrani tersebut. Hingga ayahnya sangat marah dengan apa yang beliau lakuka,
ayahnya takut jika anaknya akan meninggalkan agama leluhurnya. Akhirnya beliau
di pasung oleh ayahnya.
Saat
digereja di sempat bertanya dari manakah asal dari agama tersebut dan
orang-orang menjawab bahwa agama tersebut berasal dari syam, maka ia
mencari-cari orang-orang yang akan menuju syam. Hingga tiba saat dia mendengar
bahwa akan ada rombongan pedagang yang akan menuju ke Syam, beliau kemudian
berusaha membuka pasungnya, dengan isin Allah pasungnya berhasil beliau
lepaskan. Beliau kemudian ikut bersama pedagang-pedagang menuju ke Syam.
Tiba
disana beliau bertanya kepada orang-orang mengenai siapa yang paling baik dalam
agama tersebut. Beliau kemudian diarahkan kepada seorang uskud. Maka beliau pun
berkhidmat kepada uskud tersebut, namun setelah bersama uskud tersebut, dia melihat
bahwa ia menyuruh jamaah bersedekah dan berbuat pahala tetapi ia yang menumpuk
harta tersebut dan tidak memberikan kepada orang-orang miskin. Maka tatkala
uskud tersebut wafat ia menceritakan prilakunya kepada semua jamaahnya, maka
tidak ada diantara jamaah nya yang ingin menguburkannya, ia justru disalib dan
dilempari dengan batu.
Setelah
uskud tersebut wafat, dipilihlah seorang yang bijak diantara orang-orang disana
maka terpilihlah seorang yang sangat zuhud akan dunia. Salman Afl-Farizi
kemudia berkhidmat kepadanya hingga uskud tersebut wafat. Sebelum menemui
ajalnya Salman Al-Farizi menanyakan kepada siapa dia harus pergi berkhidmat,
maka ia diarahka kepada seorarang yang berada di Al-Maushil (Kota tua di
pinggir sungai Dajlah Irak) beliau kemudia menemui orang tersebut hingga beliau
di amanahkan ke beberapa orang setelahnya yaitu, ke Nashibin yang jaraknya 6
hari perjalanan dari Al-Maushil, selanjutnya ke Ammuriyah kemudian akhirnya
beliau di amanhkan untuk mencari seorang Nabi dengan tanda-tanda kenabian yaitu
tidak menerima sedekah tetapi menerima hadiah dan memiliki stempel kenabian di
pundaknya.
Singkat
cerita, beliau sampai di Madinah kota yang dituju namun saat itu beliau telah
dijual karena di khianati oleh para pedagang. Beliau mendengar berita
kedatangan Nabi Muhammad dari sepupu majikannya. Mendengar hal tersebut, belia
mengambil beberapa biji kurma dan menemui seseorang yaitu Rasulullah SAW. Dan
memberikan kurma dan mengatakannya sebagai sedekan. Rasulullah SAW tidak
memakan kurma tersebut namun ketika Salma memberinya sebagai hadiah, maka
Rasulullah memakannya sebagian dan membagi sebagian kepada para sahabatnya dan
tanda terakhir ia ketahui ketika Rasulullah menguburkan seseorang seseorang dan
Rasulullah sendiri yang memperlihatkan tanda kenabiannya.
Dengan
melihat tanda tersebut, maka Salma segera memeluk Rasulullah dan sangat senang
dengan hal tersebut. Maka Rasulullah sangat terharu mendengan cerita Salma dan
menyuruhnya menceritakan kepada para sahabat yang menyertainya.
Sumber : Buku "Mereka adalah Para Sahabat" Dr. Abdurrahman Ra'fat Basya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar