Qualitative
Characteristics of Accounting Information
Karakteristik
kualitatif laporan keuangan berguna dalam meyakinkan bahwa informasi keuangan
adalah bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi (FASB 1980).
Diperlukan atribut atau kualitas bahwa informasi keuangan seharusnya memiliki
karakteristik kualitatif utama yaitu relevan dan reliabel. Materialitas terkait
dalam kualitas relevan. Karakteristik kedua mencakup komparabilitas,
konsistensi dan ketepat-waktu.
Pembuat keputusan
berada di puncak diagram, menunjukkan orientasi fungsi akuntansi keuangan
adalah melayani kebutuhan keputusan pengguna. SFAC 1 mengasumsikan laporan
keuangan harus ditujukan pada inti yang sama dari kebutuhan informasi yang serupa
dan pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai terhadap informasi
dan laporan keuangan. Karenanya kemampuan untuk mengerti pada SFAC 2 disebut
‘user-spesific quality’.
Karenanya pengguna
dianggap memiliki pengetahuan yang memadai maka informasi sendiri bisa memiliki
tingkat komprehensibitas. Kualitas kemengertian karakteristik yang diengaruhi
oleh pengguna dan penyiap informasi akuntansi. Kemampuan untuk mengerti adalah
batasan dimana manfaat informasi keuangan harus melebihi biayanya. Pentingnya
ide ini terlihat dari letaknya pada diagram. Karakteristik kualitas akuntansi
yang spesifik pada SFAC No.2 diletakkan di bawah judul ‘decision usefulness’
dengan penekanan pada pembuat keputusan dan kebutuhannya.
Benefit > Cost
Batasan ini merupakan
bagian yang paling sulit dari conceptual framework untuk diterapkan dalam
praktik. Manfaat (benefit) informasi akuntansi dinyatakan dengan kegunaan
informasi akuntansi tersebut untuk berbagai kelompok pemakai (terutama
inverstor dan kreditur) dalam proses pengambilan keputusan. Biaya langsung
(direct cost) informasi adalah biaya dalam memperoleh, menyajikan dan
menyebarkan dan biaya tidak langsung (indirect cost) meliputi Kerugian dalam
kompetisi disebabkan oleh informasi yang dipublikasikan.
Berkaitan dengan
kemampuan memahami informasi. Banyak fakta menunjukkan pengungkapan tambahan
dari SFAS 33 tidak dipahami dengan baik oleh pengguna. Masalah lain berhubungan
dengan melimpahnya informasi adalah kemampuan pribadi dan pasar untuk menyerap
dan menggunakan informasi.
Agar suatu laporan
keuangan dapat berguna dalam pengambilan keputusan harus memiliki kualitas
primer. Kualitas primer dari informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan
ekonomi adalah nilai relevan (relevance) dan reliabilitas (reliability).
Kandungan kualitas primer kegunaan-keputusan informasi akuntansi meliputi
komponen-komponen kandungan dari nilai relevan, yaitu ketepatwaktuan
(timeliness), nilai umpan balik (feed-back value) dan nilai prediktif
(predictive-value). Dan komponen-komponen kandungan reliabilitas, yaitu
penggambaran yang senyatanya (representational faithfullness), netralitas
(neutrality) dan dapat diperiksa (verifiability). Selain itu juga terdapat
kualitas sekunder, sebagai penghubung antara kualitas primer, yaitu
komparabilitas (comparability) dan taat asas (consistency).
Relevance
Relevansi adalah
kualitas yang diambiul dari ASOBAT dan diungkapkan agak janggal pada SFAC
menjadi ‘mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan dengan membantu
pengguna membentuk prediksi tentang outcome masa lalu, sekarang dan masa yang
akan datang atau untuk mengkonfirmasi atau memeriksa ekpektasi. Relevansi memiliki 2 aspek utama: predictive
value dan feedback value, serta 1 aspek tambahan: ketepatan waktu.
Predivtive Value and
Feedback Value
Feedback value
Feedback value
berhubungan dengan meng-konfirmasi atau mengoreksi ekspektasi pembuat
keputusan. Hal ini merujuk pada menentukan posisi perusahaan dan tumpang tindih
dengan sejauh mana mana manajemen telah menjalankan fungsinya. Jika ditinjau
lebih luas, feedback value terkait dekat dengan pertanggungjawaban. Informasi
yang menyediakan kualitas ini harus mempengaruhi atau berdampak predictive
value. Karenanya, muncul dua pengertian pada istilah feedback value yang agak
membingungkan. Walaupun hal tersebut tidak mempengaruhi keterkaitan antara predictive
dan feedback value.
Predivtive Value dan
Feedback Value –yang merupakan karakteristik kualitatif– diturunkan dari tujuan
menyediakan informasi yang bermanfaat untuk memprediksi cash flow dan untuk
pertanggungjawaban. Sejak Trueblood Report sampai SFAC 1 dan kemudian SFAC 2,
(penjelasan) yang sedikit lebih detail ditambahkan pada setiap dokumen yang
menggantikan (dokumen terbaru). Melalui ketiga dokumen ini ditekankan
pentingnya pengambilan keputusan oleh pengguna eksternal. Jelaslah kemampuan
memprediksi sangat dekat kaitannya dengan pembuatan keputusan. SFAC 2 mencatat
bahwa stewardship (feedback) juga terkait dengan pembuatan keputusan.
Feedback value
berhubungan dengan dua tujuan pengguna yaitu :
·
Tujuan penilaian
kinerja manajemen (menentukan seberapa baik manajemen telah bekerja, dinyatakan
sebagai menyetujui atau tidak menyetujui ekspektasi relatif pada
pertanggungjawabannya); dan
·
Tujuan pembuatan
keputusan.
Predictive value
Predictive value tidak
berkaitan langsung dengan tujuan penilaian kinerja manajemen (tetapi hanya
berhubungan dengan prediksi aliran kas). Sama halnya dengan memprediksi cuaca,
kondisi bisnis juga dapat di prediksi melalui analisis terhadap laporan
keuangan. Perbedaannya adalah, jika ramalan cuaca tidak dapat memberikan efek
terhadap cuaca, namun ramalan bisnis dapat mempengaruhi pandangan seseorang
terhadap perekonomian sehingga memengaruhi keputusan yang dibuat. Jadi nilai
prediktif suatu laporan keuangan merupakan pertimbangan penting relevan
tidaknya suatu laporan keuangan.
Timeliness
Ketepatan waktu sebenarnya
meruapakan sebuah pembatasan terhadap kedua aspek utama relevansi. Agar
relevan, informasi harus tepat waktu, artinya harus ‘tersedia pada pembuat
keputusan sebelum (informasi tersebut) kehilangan kapasitasnya dalam
mempengaruhi keputusan’. Terdapat pertentangan antara ketepatan waktu dengan
dua aspek utama relevansi karena informasi akan lebih lengkap dan akurat jika
batasan waktunya dilonggarkan. Karenanya sering terjadi trade-off antara
ketepatan waktu dengan kedua aspek utama relevansi tersebut.
Reliability
Reliabilitas (dapat
diandalkan) terdiri dari verifiabilitas (dapar diuji), keyakinan yang
representatif dan netralitas.
Verifiability
Verifiabilitas pada
SFAC 2 (sebagaimana dokumen sebelumnya) diartikan sebagai tingkat kadar
kesepakatan di antara pengukur (alat ukur yang digunakan?) dengan teori
pengukuran (measurement). Tidak seperti aspek-aspek relevansi, pada
verifiablitas terdapat sebuah elemen yang dapat dikuantifikasi (quantifiable),
tetapi –tidak diragukan- sulit mengukurnya, SFAC 2 menghentikan singkatnya
rincian berapa seharusnya derajat verifiabilitas tersebut.
Representational
Faithfulness
Representational
faithfulness juga berhubungan dengan teori pengukuran.
Ia merujuk pada gagasan
bahwa pengukuran sendiri harus cocok dengan fenomena yang dicoba mengukurnya. Terdapat
pertentangan antara verifiabilitas dengan representational faithfulness, dan
akan memunculkan trade-off di antara kedua karakteristik reliabilitas ini.
Sterling mencoba
meminimalisir trade-off ini. Fenomena yang relevan yang bersinggungan dengan
keputusan harus secara meyakinkan terwakili. Sebuah representasi yang tidak
meyakinkan tidak akan bermanfaat untuk tujuan pengambilan keputusan.
Kita masih menemui
masalah dengan karakteristik yang relevan (dari asset dan liabilitas) yang
tidak dapat diukur dengan mudah. Trade-off tidak hanya terjadi antara aspek
relevansi dan reliabilitas, tetapi juga pada relevansi dan reliabilitas sebagai
konsep yang utuh. Misalnya, current value mungkin lebih relevan untuk tujuan
prediktif daripada historical cost, tetapi historical cost lebih verifiabel
daripada current value dalam mengukur
Neutrality
Netralitas merujuk pada
keyakinan bahwa proses penyusunan kebijakan terutama dihubungkan dengan
relevansi dan reliabllitas daripada dampak sebuah standar atau aturan yang
mungkin dimiliki kelompok pengguna yang spesifik.
Dengan kata lain,
netralitas berhubungan dengan laporan keuangan ‘apa adanya’ daripada apa
yang disukai kelompok pengguna tetentu, seperti manajemen dan pemegang saham. Netralitas adalah karakteristik kualitatif
bersinggungan secara menyeluruh dengan perilaku anggota dewan yang bertentangan
secara langsung dengan aspek spesifik dari informasi itu sendiri.
Tujuan netralitas
menurut Wyatt dan Brown adalah sebagai sebuah upaya sadar untuk mencegah
interfensi oleh kelompok yang mempunyai sebuah kepentingan pada laporan
keuangan dan standar akuntansi yang mendasarinya. Sebagaimana yang kita lihat
peran netralitas menemui banyak kontroversi.
Representational
Faithfulness
Versus Economic
Consequences
Satu isu sentral
berkenaan dengan coceptual framework adalah apakah representational
faithfulness atau economic consequences yang mendominasi dalam proses penyusunan
standar. Representational framework adalah bagian dari conceptual framework,
sedangkan economic concequences bukan. Beberapa artikel memberi pendapat dalam
masalah ini
Kesimpulan
Ruland bahwa trade-off manfaat lebih besar dari biaya sebagai ambang materialitas
untuk menentukan kegunaan standar akuntansi: manfaat pada pengguna harus lebih
besar dari biaya persiapannya. Pembahasan batasan tersebut pada SFAC 2
ditekankan pada isu-isu tentang kenyataan bahwa penyiap pada awalnya menanggung
beban mengumpulkan, memproses dan menyebarkan informasi kepada pengguna dan
hanya sedikit membahas dampak distribusi pada kelompok pengguna yang berbeda
(misalnya manfaat off-balance-sheet financing untuk investor berbeda dengan
kreditur).
Dari perspektif teori
relevansi dan reliabilitas merupakan karakteristik utama yang harus
diperhatikan penyusun standar.
1.
Concervatism
Konservatisme dibahas
pada SFAC 2 dan disebut convention. SFAC 2 tidak menyokong
pengaturan ‘pelaporan yang lebih rendah’ atau ‘pelaporan yang lebih tinggi’
asset atau income. Pengaturan understatement bertentangan dengan
representational faithfulness, netralitas dan kedua aspek utama relevansi.
Konservatisme
diasosiasikan dengan kebutuhan terhadap ‘pelaporan yang bijak’ dimana pembaca
diberi informasi ketidakpastian dan resiko. Konservatisme berhubungan dengan
pengungkapan sebuah konsep penting yang tidak dibahas dalam SFAC 2.
2.
Comparability and Consistency
Kita memandang kedua
karakter ini sebagai karakter yang berorientasi output, karenanya keduanya
seharusnya merupakan hasil conceptual framework yang dapat berjalan, bukan
bagian dari struktur teori.
3.
Materiality
Pertanyaah yang muncul
pada materialitas adalah apakah item ini cukup luas mempengaruhi keputusan
pengguna. Materialitas diterima sebagai karakteristik kualitatif, meskipun
tidak dapat diimplementasikan dalam kebiasaan profesi.
Materialitas merupakan
konsep relatif dan bukan konsep absolut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar