A.
Teori Akuntansi
Teori adalah susunan konsep, defensi, dan
dalam yang menyajikan pandangan yang sistematis fenomena dengan menunjukkan
hubungan antara variabel yang satu dengan yang lain dengan maksud untuk
menjelaskan dan meramalkan fenomena. Kenneth S.Most (1982) mendefenisikan teori
sebagai ”suatu pernyataan sistematik mengenai peraturan atau prinsip yang
mendasari atau memandu suatu set fenomena. Teori adalah penjelasan yang
sistematik dan scientific.
Menurut Kuhn (1970) teori ilmiah dan perkembangan ilmu memiliki sifat
revolusi, artinya terjadi proses yang terus-menerus untuk mengubah suatu
teori yang tidak sesuai lagi dan
menggantinya dengan teori yang lain. Menurut
Kuhn siklus ilmu itu dpat digambarkan sebagai berikut:
1.
Pre-science, disini tidak ada ide atau ilmu yang diterima
umum.
2.
Perkembangan berbagai pemikiran.
3.
Munculnya paradigma yang dominan
4.
Muncul anomali.
5.
Timbul krisis ilmu.
A.
Teori dan Pembuat Kebijakan Akuntansi
Teori akuntansi akan dapat bermanfaat apabila
rumusan teori itu dapat dijadikan sebagai alat untuk meramalkan apa yang akan
diharapkan mungkin akan terjadi dimasa yang akan datang. Kalau demikian halnya,
mestinya setiap negara harus memiliki dan merumuskan teori akuntansinya sendiri
yang disimpulkan dari kondisi dan
fenomena ekonomi sosial yang dimilikinya, bukan mengambil sepenuhnya dari
susunan teori akuntansi negara lain.
A.
Sifat dan Teori Akuntansi
Dari penjelasan maka teori akuntansi dapat
kita rumuskan sebagai berikut:
”Teori akuntansi adalah susunan konsep,
defenisi, dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran fenomena akuntansi
yang menjelaskan hubungan antara variabel dengan variabel lainnya dalam
struktur akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena yang
mungkin akan muncul”.
B.
Periodisasi Teori Akuntansi
1.
Pre-theory
period (1492-1800)
Peragallo mengemukakan bahwa tidak ada teori
akuntansi yang dirumuskan sejak pacioli sampai pada awal abad ke-19. Kalaupun
ada, saran-saran atau pernyataan-pernyataan belum dapat digolongkan sebagai
teori atau pernyataan yang sistematis.
2.
General
scientific period (1800-1955)
Dalam periode ini sudah ada pengimbangan teori
yang penekanannya baru berupa penjelasan terhadap praktik akuntansi. Di sini
sudah ada kerangka kerja untuk menjelaskan dan mengembangkan praktik akuntansi.
3.
Normative period
(1956-1970)
Dalam periode ini perumus teori akuntansi
mencoba merumuskan ”norma-norma” atau ”praktik akuntansi yang baik”. Kalau
dalam periode sebelumnya menekankan kepada ”APA” yang terjadi dalam periode ini
”bagaiman seharusnya”dilakukan, what should be. Pada periode ini muncul kritik
terhadap konsep historical cost dan pendukung adanya conceptual framework.
4.
Specific
scientific period (1970-sekarang)
Periode ini disebut juga positive era. Di sini
teori akuntansi tidak dapat cukup hanya dengan sifat normatit tetapi harus
diuji kebenarannya. Norma ini dinilai subjektif jadi harus diuji secara
positif.
C.
Metode Perumusan (Konstruksi) Teori
Belkaoui Godfrey mengemukakan dalam literatur
dikenal beberapa metode berikut ini.
1.
Metode
deskriptif(pragmatic) yaitu teori akuntansi mencoba menjawab pertanyaan ”APA”.
Dalam metode ini akuntansi dianggap sebagai seni yang tidak dapat dirumuskan
dan karenanya metode perumusan teori akuntansi harus bersifat menjelaskan atau descriptive.
2.
Psychological
pragmatic, di sini diamati reaksi dari pemakai laporan keuangan terhadap output
akuntansi itu (laporan keuangan) yang disusun dari berbagai aturan, standar,
prinsip atau pedoman.
3.
Metode
normatif(1950-1960) yaitu teori akuntansi mencoba menjawab pertanyaan ”APA YANG SEMESTINYA”.
Disini akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti
tidakpeduli apakah berlaku atau dipraktikan sekarang atau tidak. Metode ini
disebut juga normative accounting atau normative theory of accounting.
4.
Metode
positif(1970-an), yaitu suatu metode yang diawali dari suatu teori atau model ilmiah yang
sedang berlaku atau diterima umum. Berdasarkan teori ini, dirumuskan problem
penelitian untuk mengamati perilaku atau nyata yang tidak ada dalam teori.
D.
Pendekatan dalam Perumusan Teori
Menurut Godfrey dkk (1992) dalam mengaitkan
antara teori (dunia abstrak) dan kenyataan (dunia abstrak) dan kenyataan (dunia
pengalaman dikenal tiga hubungan dalam struktur teoritis.
1.
Syntatics
Disini teori itu dirumuskan dalam bentuk
hubungan logis. Hubungan itu dirumuskan dalam bentuk aturan
seperti aturan bahasa (grammar),
aturan matematik dan sebagainya. Rangkaian premis dan ksempulan merupakan
bahasa teori dalam permaianan logika (syllogism).
Tidak seluruhnya struktur silogisme itu bisa menjamin kebenaran. Syntatics hanya menggambarkan dunia
kenyataan dalam bentuk bahasa ilmiah atau teori.
2.
Semantic
Disini teori menghubungkan konsep dasar dari
suatu teori ke objek nyata. Hubungan ini dituangkan dalam bentuk aturan yang
sesuai atau defenisi operasional. Pragmatic
Tidak semua teori memiliki aspek pragmatik.
Disini, hubungan pragmatis itu berkaitan dengan pengaruh kata-kata, simbol
terhadap manusia. Akuntansi dianggap memiliki kemampuan untuk memengaruhi
perilaku orang.
3.
Pragmatic
Tidak semua teori memiliki aspek pragmatik.
Disini, hubungan pragmatis itu berkaitan dengan pengaruh kata-kata, simbol
terhadap manusia. Akuntansi dianggap memiliki kemampuan untuk memengaruhi
perilaku orang.
Ada tiga ktriteria atau pihak atau sumber yang
memiliki wewenang menentukan kebenaran.
a.
Dogmatic, Suatu pernyataan atau teori dapat kita sebut
benar jika pihak yang menyampaikannya memiliki wewenang untuk menyampaikan
kebenaran itu dan ini tidak perlu diuji lagi.
b.
Self evident, Di sini kebenaran dibuktikan oleh pengettahuna
umum, pengamatan, pengalaman.
c.
Scientific, Di sini kebenaran itu dibuktikan oleh suatu
metode ilmiah. Teori dirumuskan, diuji, dan seterusnya berulang-ulang secar
terus-menerus. Metode ilmiah ini sangat beragam.
d.
Sosiologis, dalam pendekatan ini, yang menjadi perhatian
utama dalam perumusan teori akuntansi
adalah dampak sosial dari teknik akuntansi. Jadi yang menjadi perhatian bukan
pemakai langsung akuntansi, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan.
e.
Makro ekonomi. Pendekatan ekonomi dalam perumusan teori
akuntansi menekankan pada kontrol perilaku indikator makro ekonomi atau general economic welfare yang
menghasilkan perumusan teknik akuntansi.
f.
Eklektif, jika dalam perumusan teori akuntansi digunakan
tidak hanya satu pendekatan, tetapi berbagai kombinasi pendekatan maka disebut
eklektif.
E.
Perumusan Teori Akuntansi di Indonesia
Sampai saat ini Indonesia masih belum berupaya
secara intensif untuk merumuskan teori maupun standar akuntansinya sendiri.
Kita masih tetap menggunakan teori atau standar akuntansi Amerika atau terakhir
dari IASC (international Accounting
Standard Commitee) sebagai dasar pengembangan akuntansi di tanah air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar