Assalamu
alaykum....
Empat tahun
ternyata bukan waktu yang lama, kini senja bagi kami para mahasiswa tingkat
akhir telah menjelang. Sekelebat cahaya jingga kini mulai mewarnai langit kami.
Khawatir, cemas dan bahkan takut bahwa sebentar lagi akan petang dan kami belum
juga beranjak dari tempat kami. Kami tahu dari semenjak kami menapaki subuh
hari bahwa suatu saat nanti senja akan menjelang, sebelum malam menghampiri
kita telah harus berada ditempat yang lain jika tak ingin ketinggalan kereta
hari itu.
Bukan perkara
mudah unutuk berada ditempat itu, ada sebuah sungai besar yang harus kami
seberangi dengan rakit kami masing-masing. Rakit haruslah kuat untuk membuat
kami sampai diseberang sebelum kereta berangkat di akhir senja.
Bekal kami
telah hampir rampung, ransel telah kami penuhi, kayu-kayu penyusun rakit telah
siap. Sekarang tinggal bagaimana kami merangkainya dan memastikan kayu-kayu itu
kokoh menyanggah kami. Kini saatnya memeriksa kembali perbekalanmu, lihat ada
apa saja disana. Disana kau akan temukan sesuatu yang akan mengkokohkan
rakitmu.
Hei kawan,
jangan cepat puas dulu. Pastikan rakitmu siap menghadapi gelombang besar
didepan sana. Bukan sungai tak berarus yang akan kita seberangi kawan. Disana
juga bisa jadi ada gelombang yang bisa-bisa lebih besar dibanding yang dilaut.
Tapi, ada juga kemunginan disana hanyalah sebuah kolam besar yang tenang dan
tak berarus. Tapi bukankah lebih baik jika kita mempersiapkan kemungkinan
terburuk tapi tetap berharap tidak seburuk yang difikirkan.
Kita masih sama
meraba-raba, mengira-ngira apa yang akan kita lalui. Namun diseberang telah
cukup jelas disana ada kereta yang telah menyalakan mesinnya bersiap berangkat.
Jangan terlalu cemas kawan, jadwal keberangkatan masih jelas bahwa kita masih
memiliki waktu yang cukup. Tapi jangan kau terbuai kawan. Ruang tunggu memang
biasanya didesain senyaman mungkin, jangan sampai kau tertidur disana dan
terbangun sesaat sebelum kereta berangkat.
Pasang alaram
mu jangan terlalu berharap di bangunkan oleh penumpang disebelah mu karena bisa
jadi mereka sudah tak sempat membangunkan mu. Bukan karena dia tak peduli
padamu, tapi bisa jadi dirinya pun sedang terseok-seok berjalan. Jangan terlalu
menyusahkan mereka, karena merekapun belum tentu mampu berjalan sendiri. Jangan
salah kan orang lain, karena sejatinya kau telah memiliki waktu dan kesempatan
yang sama untuk berada dikereta itu. Orang lain tak akan mengambil tempat
dudukmu tapi bisa jadi kau ketinggalan kereta karena harus berdesakan di
pinggir suangai atau rakit mu terbalik.
Tapi kawan,....
jika kau melihat orang lain hampir jatuh atau tertidur bangunkanlah selagi kau
bisa. Karena kita tak pernah tau, tangan yang kita raih atau kaki terseok yang
kita angkat bisa jadi adalah tangan dan kaki yang kelah akan membantu kita.
Ahh... semuanya
telah kita tau, risiko dan tujuan kita. Sekarang tinggal bagaimana tujuan itu
menjadi kenyataan dengan menantang risiko yang mungkin terjadi dan membuat kita
harus merangkak maupun terseok-seok untuk sampai keseberang. Tapi tenang kawan,
ada Allah bersama kita. Pemilik suangai yang akan kita seberangi. Serahkan
semuanya padanya, pemiliknya jauh lebih tau dibanding kita...
Bismillah, niatkan Ilallah, usaha yang halal, tawakkal Ilallah, insyaAllah semua baik-baik saja :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar