Tulisan pertama
ini saya mulai pukul 15.30 saat hujan membasahi atap bangunan miring di pinggir
jalan AP Perttarani Makassar. Airnya turun cukup deras, namun masih menyisahkan
ruang untuk adzan menggema. Lantunan adzan dan hujan, menjadi harmoni yang
indah dan menyejukkan jiwa, menyegarkan syaraf-syaraf yang telah penat setengah
hari tadi.
Sungguh romantis
panggilanMu Tuhan, lebih romnatis dari puisi-puisi cinta sang penyair ulung. Kau
memanggil, merayu dan menjanjikan kemenangan kepada orang-orang yang mungkin
saja seharian tadi tak sempat mengingatmu sekalipun. Orang-orang yang lebih sibuk
memenuhi panggilan romantis sang dunia yang begitu menggiurkan dan mungkin
salah satunya adalah aku.
Catatan pertama
di tahun 2016, meski sekarang bulan Februari habis tapi baru sekarang dapat
tertuang dalam kata-kata. Tulisan di tengah suasana romantis di tempat yang
baru, disini bukan kampus, bukan pula kamar 3 kali 5, bukan di Mesjid Poltek
tapi tempat yang berbeda dengan suasana yang berbeda dan orang-orang yang
berbeda.
Saya sedang
magang di sebuah cabang perusahaan telekomunikasi yang cukup besar di wilayah
Makassar. PT. Telekomunikasi Selular (TELKOMSEL) GraPARI Makassar, sudah
sebulan lebih seminggu setiap hari saya kunjungi tempat ini, berangkat pukul
07.00 dan kembali ke kos 17.00 sampainya kadang hampir jam 8 malam.
Seperti pemburu
Dollar sejati, berangkat pagi pulang petang, menghabiskan waktu di temat kerja
mengabdi pada yang memberi makan. Kalau sudah merasakan seperti ini, ingin
rasanya jadi pengusaha saja atau istri pengusaha (hihihi) tak perlu
menghabiskan waktu di tempat yang jauh dari keluarga tapi kebutuhan tetap
terpenuhi dan yang paling penting tak bergantung pada manusia. Tapi masalahnya
saya sama sekali tak berbakat jadi pengusaha. Kalau begitu jalan yang paling
memungkinkan yah jadi istri pengusaha hahaha (Aaminn) tapi siapapun dia yang
kelak di jdohkan tuhan, dia adalah lelaki pilihan yang istimewah khusus untukku
J.
Hmm tulisan ini
sebenarnya tak besiri apa-apa, hanya tulisan untuk membiasakan menulis,
meminjam perkataan seorang penulis,”teruslah menulis hingga kau terbiasa”. Menulislah
apa yang ingin kau tulis, tak usah terlalu berfikir esensi, cukup tulis sesuatu
yang ingin kau katakan kepada siapa saja. Mungkin saja bagimu tak ber-esensi
tapi bagi orang lain itu penuh dengan makna karena kita tak pernah tau bagaimana
orang mengartikan suatu tuliasan.
Hari sudah hampir
petang, awan telah habis memuntahkan uang air yang pecah menjadi hujan beberapa
saat yang lalu. Petang hampir tiba, waktu akan berganti sesaat lagi. Maka sebaiknya
kuakhiri tulisan ini bersama siang yang akan pergi menjemput malam. Selamat menyambut
malam, malam-malam untuk beristirahat bermunajat bersamaNya bersimpuh memohon
segala ambisi dapat tercapai, memohon hati ini semakin kuat esok dan cinta ini semakin
harum dan semerbak hanya untukNya, semoga cinta ini akan membuka jalan atas
cinta-cinta yang lainnya.
Berkhir di pukul 17.22
Tidak ada komentar:
Posting Komentar