A.
Pengertian Just In Time (JIT)
Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi
atau sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh
perusahaan-perusahaan Jepang yang pada prinsipnya hanya memproduksi jenis-jenis
barang yang diminta sejumlah yang diperlukan dan pada saat dibutuhkan oleh
konsumen.
Konsep just in time adalah suatu konsep dimana bahan baku yang
digunakan untuk aktivitas produksi didatangkan dari pemasok atau suplier tepat
pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses produksi , sehingga akan sangat
menghemat bahkan meniadakan biaya persediaan barang / penyimpanan barang /
stocking cost.
Just In Time (JIT) adalah filofosi manufakturing untuk
menghilangkan pemborosan waktu dalam total prosesnya mulai dari proses
pembelian sampai proses distribusi. Fujio Cho dari Toyota mendefinisikan
pemborosan (waste) sebagai: " Segala sesuatu yang berlebih, di luar
kebutuhan minimum atas peralatan, bahan, komponen, tempat dan waktu kerja yang
mutlak diperlukan untuk proses nilai tambah suatu produk. Kemudian diperoleh
rumusan yang lebih sederhana, pengertian pemborosan: " Kalau sesuatu tidak
memberi nilai tambah itulah pemborosan.
B.
Konsep Dasar Just In Time
Konsep dasar JIT adalah sistem produksi Toyota, yaitu suatu metode
untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan akibat adanya gangguan dan perubahan
permintaan, dengan cara membuat semua proses dapat menghasilkan produk ynag
diperlukan, pada waktu yang diperlukan dan dalam jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan.
Dalam sistem pengendalian produksi yang biasa, syarat di atas
dipenuhi dengan mengeluarkan berbagai jadwal produksi pada semua proses, baik
itu pada proses manufaktur suku cadang maupun pada lini rakit akhir. Proses
manufaktur suku cadang menghasilkan suku cadang yang sesuai dengan jadwal,
dengan menggunakan sistem dorong, artinya proses sebelumnya memasok suku cadang
pada proses berikutnya.
Terdapat empat konsep pokok yang harus dipenuhi dalam melaksanakan Just In
Time (JIT):
1. Produksi Just In Time (JIT), adalah memproduksi apa yang dibutuhkan hanya
pada saat dibutuhkan dan dalam jumlah yang diperlukan.
2. Autonomasi merupaka suatu unit pengendalian cacat secara otomatis yang
tidak memungkinkan unit cacat mengalir ke proses berikutnya.
- Tenaga kerja fleksibel, maksudnya adalah mengubah-ubah jumlah pekerja sesuai dengan fluktuasi permintaan.
- Berpikir kreatif dan menampung saran-saran karyawan.
Guna mencapai empat konsep ini maka diterapkan sistem dan metode
sebagai berikut:
1.
Sistem kanban untuk
mempertahankan produksi Just In Time (JIT).
2.
Metode pelancaran
produksi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan permintaan.
3.
Penyingkatan waktu
penyiapan untuk mengurangi waktu pesanan produksi.
4.
Tata letak proses dan
pekerja fungsi ganda untuk konsep tenaga kerja yang fleksibel.
5.
Aktivitas perbaikan
lewat kelompok kecil dan sistem saran untuk meningkatkan moril tenaga kerja.
6.
Sistem manajemen
fungsional untuk mempromosikan pengendalian mutu ke seluruh bagian perusahaan.
C.
Tujuan JIT
Tujuan JIT dicapai melalui beberapa fisik sistem atau proyek.
Beberapa tujuan JIT adalah sebagai berikut :
1.
Untuk
mengurangi waktu set-up dan ukuran
2.
Untuk
mencapai tujuan 'nol produk cacat' di bidang manufaktur.
3.
Untuk
fokus pada perbaikan terus-menerus.
4.
Untuk
berkonsentrasi pada yang melibatkan dan menggunakan pengetahuan tenaga kerja
untuk tingkat yang lebih besar.
5.
Tata
Letak peralatan sedemikian rupa sehingga dapat meminimalkan jarak perjalanan
antara persediaan dan mesin.
6.
Untuk
mengurangi persediaan dan dengan demikian menghemat pada persediaan biaya
angkut persediaan.
7.
Untuk
menghilangkan limbah (seperti waktu lama set-up, aliran material, scrap,
kerusakan mesin, saham yang lebih tinggi, pengerjaan ulang, pemeriksaan dll).
8.
Untuk
mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan limbah dan memecahkan melalui
keterlibatan karyawan total.
9.
Untuk
menghubungkan para pekerja menjadi multi-fungsi untuk mempertahankan
dan memungkinkan mereka untuk menjalankan beberapa mesin pada satu waktu.
dan memungkinkan mereka untuk menjalankan beberapa mesin pada satu waktu.
D.
Elemen JIT
·
Pengurangan waktu set
up
·
Aliran produksi lancar
(layout)
·
Produksi tanpa
kerusakan mesin
·
Produksi tanpa cacat
·
Peranan operator
·
Hubungan yang harmonis
dengan pemasok
·
Penjadwalan produksi
stabil dan terkendali
·
Sistem kanban
1. Pengurangan waktu set up dan ukuran lot
a. Pemilihan kegiatan set up
Kegiatan set up bisa
dipilih menjadi :
· Kegiatan eksternal set up: Persiapan cetakan dan alat bantu, pemindahan
cetakan dll.
· Kegiatan internal set up: Bongkar pasang pada mesin, penyetelan mesin dll.
b. Langkah mengurangi waktu set up:
1. Memisahkan pekerjaan set up yang harus diselesaikan selagi mesin berhenti
(internal set up) terhadap pekerjaan yang dapat dikerjakan selagi mesin
beroprasi (eksternal set up).
2. Mengurangi internal set up dengan mengerjakan lebih banyak eksternal set
up, contohnya: Persiapan cetakan, pemindahan cetakan, peralatan dll.
3. Mengurangi internal set up dengan mengurangi kegiatan penyesuaian
(adjustment), menyederhanakan alat bantu dan kegiatan bongkar pasang, menambah
personil pembantu dll.
4. Mengurangi total waktu untuk seluruh pekerjaan set up, baik internal maupun
eksternal.
2. Aliran produksi lancar (layout)
a. Pemborosan yang berkaitan dengan proses Layout. Pada layout proses
ditemukan berbagai pemborosan, yaitu:
1.
Kesulitan koordinasi
dan jadwal produksi
2.
Pemborosan transportasi
dan material handling
3.
Akumulasi persediaan dalam
proses
4.
Penanganan material
berganda bahkan beberapa kali
5.
Lead time produksi yang
sangat panjang
6.
Kesulitan mengenali
penyebab cacat produksi
7.
Arus material dan
prosedur kerja sulit dibakukan
8.
Sulitnya perbaikan
kerja karena tidak ada standardisasi
b. Menuju ke Product Layout
3. Aliran produksi
·
Proses layout. Waktu
simpan komponen lama, tingkat persediaan tinggi dan prioritas kerja sulit
ditentukan.
·
Ketidakseimbangan
jalur. Jika proses tidak terkoordinir maka komponen akan terakumulasi sebagai
persediaan dan pengaturan kerja akan sulit dilakukan
·
Set up/ penggantian
alat yang makan waktu. Persediaan komponen akan menumpuk, sementara proses
berikutnya akan tertunda
·
Kerusakan dan gangguan
mesin. Jalur akan berhenti dan akan terjadi penumpukan barang dalam proses
·
Masalah kualitas. Kalau
cacat produksi ditemukan, maka proses selanjutnya akan berhenti dan persediaan
akan menumpuk
·
Absensi. Jika seorang
operator ada yang berhalangan kerja dan penggantinya sulit ditemukan, maka
jalur produksi akan terhenti.
4. Produksi tanpa kerusakan mesin
a. Preventive Maintenance
1.
Pendekatan untuk
mencegah kerusakan dan gangguan mesin
2.
Faktor penyebab
gangguan mesin
3.
Gangguan mesin dan
penanggulannya
b. Total Productive Maintenance
1.
Belajar bagaimana
melakukan pemeliharaan rutin mesin, misalnya: Pelumasan, pengencangan baut dan
sebagainya. Guna mencegah penurunan daya kerja mesin
2.
Melaksanakan petunjuk
penggunaan mesin secara wajar
3.
Mengembangkan kesadaran
dan kewaspadaan terhadap tanda-tanda awal penurunan kemampuan mesin, dengan
melakukan perawatan yang mudah, pembersihan, penyetelan dll
E.
Kelebihan Sistem Produksi Just In Time (JIT)
Banyak kelebihan yang
dapat dinikmati dalam menerapkan sistem produksi Just In Time, diantaranya
sebagai berikut :
- Tingkat Persediaan atau Stock Level yang rendah sehingga menghemat tempat penyimpanan dan biaya-biaya terkait seperti biaya sewa tempat dan biaya asuransi.
- Bahan-bahan produksi hanya diperoleh saat diperlukan saja sehingga hanya memerlukan modal kerja yang rendah.
- Dengan Tingkat persedian yang rendah, kemungkinan terjadinya pemborosan akibat produk yang ketinggalan zaman, lewat kadaluarsa dan rusak atau usang akan menjadi semakin rendah.
- Menghindari penumpukan produk jadi yang tidak terjual akibat perubahan mendadak dalam permintaan.
- Memerlukan penekanan pada kualitas bahan-bahan produksi yang dipasok oleh Supplier (Pemasok) sehingga dapat mengurangi waktu pemeriksaan dan pengerjaan ulang.
F.
Kelemahan sistem produksi Just In Time (JIT)
Meskipun
banyak kelebihan yang bisa didapat, Sistem Produksi Just In Time ini masih
memiliki kelemahan, yaitu :
- Sistem Produksi Just In Time tidak memiliki toleransi terhadap kesalahan atau “Zero Tolerance for mistakes” sehingga akan sangat sulit untuk melakukan perbaikan/pengerjaan ulang pada bahan-bahan produksi ataupun produk jadi yang mengalami kecacatan. Hal ini dikarenakan tingkat persediaan bahan-bahan produksi dan produk jadi yang sangat minimum.
- Ketergantungan yang sangat tinggi terhadap Pemasok baik dalam kualitas maupun ketepatan pengiriman yang pada umumnya diluar lingkup perusahaan manufakturing yang bersangkutan. Keterlambatan pengiriman oleh satu pemasok akan mengakibatkan terhambatnya semua jadwal produksi yang telah direncanakan.
- Biaya Transaksi akan relatif tinggi akibat frekuensi Transaksi yang tinggi.
- Perusahaan Manufaktring yang bersangkutan akan sulit untuk memenuhi permintaan yang mendadak tinggi karena pada kenyataannya tidak ada produk jadi yang lebih.
Banyak
Perusahaan Manufakturing yang menerapkan sistem produksi Just In Time ini
menikmati keuntungan yang signifikan seperti Toyota dan beberapa perusahaan
manufaktur Jepang yang telah menerapkannya sejak tahun 1950an . Namun
keberhasilan Sistem Produksi Just In Time sangat tergantung pada komitmen
seluruh karyawan perusahaan mulai dari lebel yang terendah hingga pada level
yang tertinggi.
G.
Penerapan JIT
Ada beberapa strategi
dalam mengimplementasikan JIT dalam perusahaan, antara lain:
- Startegi Penerapan pembelian Just in Time. Dukungan, yaitu dari semua pihak terutama yang berkaitan dengan kegiatan pembelian, dan khususnya dukungan dari pimpinan. Tanpa ada komitmen dari pinpinan tersebut JIt tidak dapat terlaksana. Mengubah sistem, yaitu mengubah cara mengadakan pembelian, yaitu dengan membuat kontrak jangka panjang dengan pemasok sehingga perusahaan cukup hanya memesan sekali untuk jangka panjang, selanjutnya barang akan dating sesuai kebutuhan atau proses produksi perubahan kita.
- Startegi penerapan Just in Time dalam sistem produksi. Penemuan sistem produksi yang tepat, yaitu dengan sistem tarik yang bertujuan memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan dengan menghilangkan sebanyak mungkin pemborosan. Penemuan lini produksi yaitu dalam satu lini produksi harus dibuat bermacam-macam barang, sehingga semua kebutuhanpelanggan yang berbeda-beda itu dapat terpenuhi. Selain itu lini produksi tersebut dapat menghemat biaya, biaya bahan, persediaan, dan sebagainya. JIT bukan hanya sekedar metode pengedalian persediaan, tetapi juga merupakan sistem produksi system produksi yang saling berkaitan dengan semua fungsi dan aktivitas.
Jangan lupa coment dan sharenya yah :) Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar