5.20 subuh, belum sempat
kukumpulkan semua tenagaku, tapi sudah bisa kurasakan sakitnya. Tak kusengaja
tangan kiriku sedikit mengenai pipi kiriku, Aduhh… aku menjerit dalam keadaan
setengah sadar. Bisa kurasa sepertinya pipiku mulai tak normal, seperti ada
yang mengganjal didalam.
Berusaha mengumpulkan semua
kesadaran mencari kunci kamar yang terletak tak jauh dari tempatku tidur,
berusaha bangkit menuju pintu dalam keadaan gelap dengan penerangan lampu kamar
yang belum kunyalakan. Bukan karena mati lampu, tapi memang hanya lebih nyaman
rasanya melaksanakan shalat subuh ditengah suasana remang lebih sunyi dan lebih
khusuk rasanya.
Diluar masih gelap, belum ada
sepertinya yang terjaga selain aku, hmm aromanya benar-benar asri. Segera kumenuju
WC membasuh tangan dan memasukkan air di mulut dan seketika rasanya menyengat
sampai kekepala, benar-benar ada yang tidak beres dengan gigi ku hari ini. Dengan
menahan sakit, segera wudhu kuselesaikan dan melaksanakan kewajiba sebagai
seorang muslim. Setelah salam ke kiri, segera kumenuju kaca kecil dikamar, dan
memang benar pipiku sudah tak normal dan lubang gigi didalam mulutku yang
menganga sepertinya menjadi penyebabnya.
Masker menjadi pilihan tepat
untuk menyembunyikan keadaan pipiku yang tidak normal, aku tidak terlalu PD
berjalan dengan wajah “tembem” sebelah. Malas juga jika harus menjawab
pertanyaan beberapa orang tentang keadaa wajahku yang kurang normal. Betul-betul
cobaan, jika orang Meggy Z mengatakan “lebih
baik sakit gigi dari pada sakit hati” sungguh, jika bisa memilih lebih baik sakit
hati deh…
Jangankan berbicara, senyumpun
sungguh perih. Terbilang sulit bagi orang sepertiku yang banyak bicara. Mungin
bagi mereka yang terhitung pendiam bukanlah masalah besar. Sungguh tak nyaman
disaat teman-teman bertanya sungguh sulit untuk tak menjawab tapi sakitnya tuh
sampai dikepala. Sungguh bersalah rasanya bertemu mereka yang kukenal tapi tak
menyapa, tapi aku yakin mereka tak akan sungguh sulit mendengar apa yang aku
ucapkan karena memang mulut sebelah kiriku tak bisa sempurna terbuka. Sungguh tak
enak rasanya melihat mereka yang kukenal tapi tak sanggup tersenyum, semoga
saja mereka mengerti, sungguh aku betul-betul ingin tersenyum pada mereka.
Hai! Kau yang sedang sehat-sehat saja,
tersenyumlah sesering-seringnya selagi itu tersenyum tak membuatmu
sakit
Jawab semua pertanyaan mereka selagi kau mampu berbicara
sapa mereka selagi kau melihatnya
Lakukan itu selagi kau masih mampu melakukannya jangan sampai kau
menyesal disaat hal itu benar-benar kau tak mampu melakukannya.
Maka tak akan terjadi sesuatu
tanpa seizin Allah dan tentulah ada yang ingin Allah katakan kepadaku…
Surat Al-Baqarah ayat 155
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ
بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ
وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ
.وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
Artinya : “Dan sesungguhnya
akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit setakutan,kelaparan, dan
kekurangan harta jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada
orang-orang yang sabar.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar