Setiap masa, maka akan ada cerita disana, ada
orang-orang disana yang melengkapi setiap langkah dan alur cerita. Allah
mengutus mereka kadang sebagai anugrah, sebagai ujian atau mungkin sebagai azab
untuk ku. Mereka semua adalah guru yang mengajarkan banyak hal dalam hidupku,
tak kubayangkan bila saja aku tak bertemu mereka, aku tak akan belajar tentang seluruh
rasa di hidup ini.
Aku belajar rasanya bahagia dan bersyukur
karena bertemu mereka yang menyayangiku tanpa syarat. Menghabiskan hidupnya
untuk menyayangiku, menghabiskan waktunya memikirkanku dan menjadi tempat
kembaliku dari rasa lelah yang kadang dihadirkan orang lain. Cinta dan kasih
sayang mereka juga menghadirkan rasa yang lain, rasa takut. Yah karenanya aku
menjadi orang yang kerdil, manjadi begitu lemah , takut akan hal-hal yang akan
berubah. Aku ingin terus seperti itu, menggenggam mereka sekuat-kuatnya, tak
ingin melepaskannya sama sekali.
Namun, Tuhan tau aku tak boleh seperti itu
seterusnya. Tuhan menghadirkan suatu cerita yang tak ingin aku hadirkan
sebenarnya. Tuhan membuatnya berubah, merampas apa yang telah ia berikan
kepadaku. Lantas disana aku belajar untuk melepaskan sesuatu yang amat aku
ingin genggam erat-erat. Awalnya begitu berat, tapi dari melepaskan itu aku
belajar bahwa tak semua yang kuinginkan akan kumiliki. Aku belajar hakikat
dunia yang hanya sebagai persinggahan, mulai dari saat itu, aku selalu tahu
akan ada yang berubah, berganti dan pergi disetiap cerita. Dan akhir cerita
inipun pasti akan ada, lantas yang aku lakukan adalah menggenggam apa yang aku
miliki saat ini, memberi yang terbaik selagi aku mampu dan disaat yang
bersamaan aku tengah membangun pertahanan diri, mempersiapkan bahwa dan
memastikan bahwa aku tak akan tersakiti jika suatu saat nanti Tuhan merampas
kembali apa yang aku genggam erat itu.
Kawan, apa kau pernah merasakan dadamu sesak
bukan karena penyakit? Aku pernah belajar rasa sakit, dari mereka yang ku
harapka namun mengecewakan. Awalnya begitu sakit, teramat begitu dalam terasa. Ingin
sekali rasanya berterik di depan wajahnya atau bahkan sedikt melampiaskan
dengan fisik, tapi Tuhan begitu sayang padaku, ada Otak dan akal sehat yang
Tuhan selipkan dalam diriku. Benda ini pada dasarnya ada pada setiap manusia
normal, tapi tak jarang diantara mereka ada yang tak menggunakannya. Akupun demikian,
dahulunya hal itu nyaris tak berfungsi tapi latihan setiap hari dari rumah
membuatnya semakin berfungsi dan akupun mulai menyadari keberadaannya. Hingga hari
ini aku terus berusaha menggunakannya tapi terkadang masih tak mampu
mengalahkan emosi dari nafsu ku sendiri. Aku belum banyak belajar dengan rasa
yang satu ini, padahal rasa ini yang mungkin akan semakin banyak hadir dalam
cerita-cerita selanjutnya.
Aku ingin bertemu lebih banyak lagi orang-orang
dengan berbagai rasa yang akan mereka ajarkan dalam hidupku. Walau mungkin tak
sesuai harapanku, tapi itu jauh lebih baik untuk mengolah rasa dan mencicipi
kehidupan yang sesungguhnya. Mungkin akan adalagi kecewa, ketakutan dan rasa
sakit yang lebih, tapi satu yang kutau, semua tak akan terjadi sebelum Allah
mengizinkannya terjadi. Aku tahu begitulah cara Allah mengajarkanku banyak hal
tentang kehidupan dan menjadikaku jauh lebih baik dari apa yang ada saat ini.
Disetiap cerita akan ada yang datang dan pergi,
menghilang dan kembali dengan caranya masing-masing. Alur cerita akan terus
berubah dan tak akan ada yang tahu apa yang akan terjadi. Dan desetiap cerita
akan memiliki akhir, semoga akhirnya adalah baik, husnu khatimah…Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar