Seperti lirik
sebuah lagu tempo dulu “Hidup ini bagaikan panggung sandiwara” saya rasa
ungkapan itu sangatlah benar. Sebetulnya kita didunia ini adalah seorang aktor
utama masing-masing kehidupan kita. Seperti pada drama-drama korea yang yang
mungkin kita sering tonton, si pemeran utama senantiasa diliputi oleh
masalah-masalah yang dimunculkan oleh lingkungannya atau dari dalam dirinya
sendiri begitu pulalah dengan kehidupan didunia ini. sang pemeran utama yang
tak lain adalah diri kita sendiri pasti akan selalu diliputi oleh
masalah-masalah tersebut. tapi bedanya dalam drama ditelevisi si pemeran utama
telah mengetahui dengan pasti bagaimana alur cerita kehidupannya, beda dengan
si manusia yang belum sama sekali mengetahui apa yang akan ada dikemudia hari.
Perbedaan selanjutnya adalah sang aktris di dunia drama hanya mampu mengikuti
apa yang diberikan oleh sang sutradara sedangka manusia diberi kebebasan untuk
memilih bagaimana menyikapi permasalahan yang ada. itulah mengapa hidup ini disebut pilihan.
Takdir itu
memang ada dan kehidupan kita memang telah digariskan, tapi mengapa kita harus
berdiam diri dan tak menjemput takdir baik kita. Dalam menjemput takdir itu
memang butuh proses yang amat sangat panjang dan disinilah tuhan akan
memperlihatkan dan mengajarkan kita untuk menjadi seorang aktor yang luar
biasa. Ketika seorang umat manusia telah pintu dan jalan itu maka sesungguhnya
Allah telah menanti kita diujung jalan sana, tapi permasalahnnya adalah jalan
yang akan kita tempuh itu sangat panjang, menanjak dan berat semakin dekat kita
dengan yang kita tuju maka jalannya semakin berat. disetiap episode kehidupan
kita tuhan akan membuat berbagai skenario yang berbeda buat kita, bedanya lagi
dengan skenario biasa, skenario dari Allah bukanlah hanya sekedar untuk
diperankan oleh sang aktor tetapi itu adalah sebuah tes bagi kita untuk
kehidupan berikutnya skenario inilah yang disebut dengan cobaan. Setelah
melewati sebuah fase kehidupan dengan baik dengan berbagai problematikanya,
makan sesungguhnya kita telah melangkahkan kaki kita satu langkah lebih maju
mendekati yang kita tuju. Mungkin banyak diantara kita yang sering mengeluh
ketika mendapat cobaan dan berharap untuk tidak mendapat cobaan, secara tidak
sadar kita telah menginginkan diri kita untukselalu berjalan ditempat, tidak
ada kemajuan atau bahkan kesempatan untuk mendapat yang kita tuju. Seharusnya
kita berbahagia jika musibah itu datang, itu artinya kita akan naik kelas dan seharusnya
kita harapkan adalah bagaimana kita diberi kekuatan untuk menghadapi skenario
tersebut.
Sama halnya
dengan drama di TV dalam drama kehidupan kita juga memiliki durasi, bedanya
kita tidak pernah tau kapan durasi itu berakhir. Oleh karena itu, kita tak
boleh menunggu nanti untuk berjalan tidak ada waktu bagi kita untuk melakukan
hal-hal yang tidak menunjang langkah kita seterusnya. Bisa saja satu
tahun,bulan,minggu,hari,menit bahkan atu detik kedepan durasi itu akan berakhir
maka percepatlah langkah kita menuju apa yang kita tuju.
Ukhtifillah….
Bersegerahlah sekarang juga J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar