Rabu, 08 Mei 2013

Menjadi Aktor Paling Hebat


Seperti lirik sebuah lagu tempo dulu “Hidup ini bagaikan panggung sandiwara” saya rasa ungkapan itu sangatlah benar. Sebetulnya kita didunia ini adalah seorang aktor utama masing-masing kehidupan kita. Seperti pada drama-drama korea yang yang mungkin kita sering tonton, si pemeran utama senantiasa diliputi oleh masalah-masalah yang dimunculkan oleh lingkungannya atau dari dalam dirinya sendiri begitu pulalah dengan kehidupan didunia ini. sang pemeran utama yang tak lain adalah diri kita sendiri pasti akan selalu diliputi oleh masalah-masalah tersebut. tapi bedanya dalam drama ditelevisi si pemeran utama telah mengetahui dengan pasti bagaimana alur cerita kehidupannya, beda dengan si manusia yang belum sama sekali mengetahui apa yang akan ada dikemudia hari. Perbedaan selanjutnya adalah sang aktris di dunia drama hanya mampu mengikuti apa yang diberikan oleh sang sutradara sedangka manusia diberi kebebasan untuk memilih bagaimana menyikapi permasalahan yang ada.  itulah mengapa hidup ini disebut pilihan.

Takdir itu memang ada dan kehidupan kita memang telah digariskan, tapi mengapa kita harus berdiam diri dan tak menjemput takdir baik kita. Dalam menjemput takdir itu memang butuh proses yang amat sangat panjang dan disinilah tuhan akan memperlihatkan dan mengajarkan kita untuk menjadi seorang aktor yang luar biasa. Ketika seorang umat manusia telah pintu dan jalan itu maka sesungguhnya Allah telah menanti kita diujung jalan sana, tapi permasalahnnya adalah jalan yang akan kita tempuh itu sangat panjang, menanjak dan berat semakin dekat kita dengan yang kita tuju maka jalannya semakin berat. disetiap episode kehidupan kita tuhan akan membuat berbagai skenario yang berbeda buat kita, bedanya lagi dengan skenario biasa, skenario dari Allah bukanlah hanya sekedar untuk diperankan oleh sang aktor tetapi itu adalah sebuah tes bagi kita untuk kehidupan berikutnya skenario inilah yang disebut dengan cobaan. Setelah melewati sebuah fase kehidupan dengan baik dengan berbagai problematikanya, makan sesungguhnya kita telah melangkahkan kaki kita satu langkah lebih maju mendekati yang kita tuju. Mungkin banyak diantara kita yang sering mengeluh ketika mendapat cobaan dan berharap untuk tidak mendapat cobaan, secara tidak sadar kita telah menginginkan diri kita untukselalu berjalan ditempat, tidak ada kemajuan atau bahkan kesempatan untuk mendapat yang kita tuju. Seharusnya kita berbahagia jika musibah itu datang, itu artinya kita akan naik kelas dan seharusnya kita harapkan adalah bagaimana kita diberi kekuatan untuk menghadapi skenario tersebut.
Sama halnya dengan drama di TV dalam drama kehidupan kita juga memiliki durasi, bedanya kita tidak pernah tau kapan durasi itu berakhir. Oleh karena itu, kita tak boleh menunggu nanti untuk berjalan tidak ada waktu bagi kita untuk melakukan hal-hal yang tidak menunjang langkah kita seterusnya. Bisa saja satu tahun,bulan,minggu,hari,menit bahkan atu detik kedepan durasi itu akan berakhir maka percepatlah langkah kita menuju apa yang kita tuju.
Ukhtifillah…. Bersegerahlah sekarang juga J


Tidak ada komentar:

Posting Komentar