Rabu, 15 April 2015

RASANYA AKU JATUH CINTA (LAGI)




Semakin kita mengenal sesuatu, maka akan semakin tumbuh ketertarikan kita pada sesuatu itu maka akan semakin menarik untuk mengetahuinya hingga serinci-rincinya dan hingga suatu titik anda akan benar-benar merasa telah menemukan sesuatu yang sangat luar biasa, dan saat itu anda akan jatuh pada kekaguman yang akan menumbuhkan perasaan takjub dan kemudian disanalah aku (kembali) jatuh cinta.
Sungguh luar biasa cara Allah mengenalkanku pada cahaya hidup ini, semenjak lahir aku hidup dilingkungan keluarga yang tidak pernah memisahkan dunia dan akhirat. Mengenal shalat melalui ayah dan ibu, tidak perlu belajar melalui sekolah untuk gerakan-gerakan shalat. Terlahir dari anak serang imam desa sekaligus pimpinan daerah organisasi islam, membuat citra islami melekat pada diriku padahal aku tak ubahnya anak-anak ABG biasa yang shalatnya juga mesti dikontrol orang tua. Citra yang melekat itu membuatku seakan terawasi oleh semua warga disekitarku, takut melukai citra positif ayah dan ibuku yang juga seorang guru.
Menginjak masa SMA, Allah menakdirkan ku tinggal bersama orang-orang yang memiliki citra yang amat islami. Aku harus sekamar dengan dua orang yang jilbabnya sudah melekat semenjak mereka masih kecil, satu lulusan tsanawiyah dan yang satunya seorang anak ustad dan sempat mengenyam pendidikan disebuah perantren. Semua kembali terulang, aku yang saat itu baru mengenakan jilbab kecipratan citra mereka. Takdir itu kemudian berlanjut, aku “terjebak” di kalangan remaja mesjid sekolah, mungkin karena rajin ke mesjid, ustadz mempercayakan aku mengurus mesjid sekolah. Disana citra itu semakin melekat, kemudian berlanjut ketika aku harus pindah kamar bersama salah seorang teman paling alim dari semua teman angkatanku.
Tidak berhenti disitu, semua kemabali terulang di bangku kuliah. Sikapku yang serba ingin tahu dan cenderung semangat mengetahui hal baru, membawaku pada sebuah lingkaran orang-orang berstatus muslimah yang secara dzahir dan insyaAllah bathin juga termasuk islam kaffa. Ketika semua temanku merasa takut berhadapan dengan mereka, maka aku merasa semakin ingin tahu ada apa dengan mereka. Disanalah aku memulai perjalananku, pencarian pada keyakinan yang telah melekat pada ku semenjak lahir. Terasa begitu hambar rasanya jika aku mengerjakan sesuatu tanpa aku tahu kenapa aku harus meyakininya.
Aku mulai mengenal agamaku, mengenal syahadat yang telah aku persaksikan di alam rahim, mengenal sang Nabi Muhammad SAW. Yang telah menempuh sekian banyak hal hingga saat ini islam bisa kuyakini, mengenal para sahabat seperjuangan Rasulullah yang betul-betul faham makna Lailahaillalah, mengenal para mujahid yang sebenarnya, dan mengenal panglima perang yang tanpa menghunus pedangnya mampu mengislamkan seorang panglima romawi adik kaisar romawi saat itu Khalid bin walid. Aku jatuh cinta pada Agamaku lagi. Mereka yang aku kenal itu telah menyulapku menjadi seorang seperti mereka, penyambung mereka menyampaikan apa yang mereka bawa kepada saudaraku yang lain dalam sebuah pengaturan organisasi.
2 tahun berlalu,tapi kawan, kalian pasti tahu, saat ini islamfobiah tengah melanda masyarakat dunia. ISIS, Syiah mereka menjadi akarnya. Batin ini serasa sesak melihat agamaku yang penuh cahaya ini dianggap “pembunuh” paling bengis didunia. Dan kalian tahu, bukan hanya itu, didepan mataku bahkan saudara muslimku yang masing-masing mengaku membawa islam yang kaffah saling berebut “tempat”. Miris rasanya, bukankah kita sama-sama ingin mengembalikan islam yang bercahaya didunia ini??? islam yang mendamaikan, islam yang menarik orang-orang untuk bersyahadat karena mereka merasa islam itu adalah cahaya???
Gairah ku mulai meredup, perjuangan rasanya tak berarah lagi. bagiku lebih baik berdiam dibanding harus bergerak tanpa tujuan dan tanpa ruh. Kutelisik lagi apa yang selama ini aku lakukan, melihat dari hatiku saat itu. Dan yang kutemukan semakin menyedihkan, apa benar-benar aku melakukan ini seperi mereka yang membuatku jatuh cinta pada Agama ini??? apakah aku benar-benar ingin membuat saudaraku jatuh cinta pada agama ini?? atau hanya pada golongan ini??
Adakalanya kita harus berhenti sejenak agar cinta itu bisa tumbuh kembali sehingga cinta itu bisa kubagi kepada saudara-saudara ku. Hari itu, Allah menggerakkan hatiku membaca sebuah risalah perjalanan panjang islam di benua modern Eropa. Kisah perjalanan seorang muslimah menemukan “99 cahaya dilangit eropa” sungguh menginspirasi melihat betapa Agama ku ini telah menyelamatkan puluhan juta warga benua biru itu dari zaman kegelapan. Ketika agama saat itu memegang seluruh kehidupan manusia, disaat yang begitu sulit kehidupan ini bagi manusia dan menggantungkan seluruh hidupnya pada pemuka agama meraka. Agamaku datang dengan sinarnya di Alndalusia spanyol, sumber ilmu pengetahuan. Disanalah benua paling modern saat ini itu memulai pengembaraannya tentang ilmu pengetahuan yang membuatnya kini semakin maju. Kisah penaklukkan constantinopel yang setelahnya semakin membawa kerajaan itu semakin damai. Kisah para raja-raja saat itu begitu mengagumi budaya dan segala hal tentang islam, bisa dibilang mereka adalah para “followers” saat itu, kisah garis lurus diparis yang mengarah pada satu bangunan pusat bumi dan kisah-kisah lainnya. Aku jatuh cinta (lagi) untuk yang kesekian kalinya.
Kawan betapa damainya agamaku ini, cahaya diatas cahaya. Penuh kedamaian, penuh cinta dan yang paling penting agamaku tak pernah mendiskreditkan ilmu pengetahuan. Islam subur dan mampu menyelamatkan Eropa karena perpaduan yang apik antara agama dan sains. Itulah yang hilang saat ini, semuanya bahkan. Kedamaian, cinta dan sains. Kedamaian berganti perang, angkat senjata. Cinta berganti dengan fanatik golongan dan sains didiskreditkan sebagai perusak moral. Kawan jika sains ini dikuasai orang-orang kafir maka saat itulah kita harus benar-benar ketakutan dan itu telah terjadi saat ini. kalau kita pasif hanya beribadah demi akhirat kita, lalu siapa ummat muslim yang ingin merebut kendali dunia untuk mengubah dunia saat ini?? kawan, jadilah orang-orang yang cerdas dibidangmu, balut dengan cinta dan kedamaian sikapmu dan tunjukkan pada dunia, islam yang telah diperjuangkan Rasulullah, sahabat, sahabiyah dan para mujahid. Buka dengan mengangkat senjata menghujam rudal, tatapan kebencian, saling berebut simpatisan berteriak dijalanan tapi dengan menjadi “Agen muslim cerdas pembangun peradaban”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar