RUANG LINGKUP KOMUNIKASI
A.
PENGERTIAN
Kata komunikasi dan publisistik di Indonesia sering kali
dipergunakan secara bergantian dengan menyamakan pengertian satu terhadap yang
lainnya (sinonim). Padahal ada perbedaan yang mendasar dalam kedua kata
komunikasi maupun publisistik.
Susanto (1977a) mengemukakan sebenarnya kata publisistik yang
berasal dari perkataan latin populus (=penduduk) memiliki kata sifat publicus
yang berarti kepada masyarakat luas.
Kata komunikasi sendiri berasal dari perkataan La
Communicare, yang berarti berpartisipasi atau memberitakan. Kata communis
berarti milik bersama , communis opinio mempunyai arti pendapat umum
atau mayoritas.
Dengan demikian kata publisistik lebih menekankan pada sifat
atau kegiatan dari seseorang atau kelompok, sedangkan komunikasi lebih menitikberatkan
segi sosialnya yaitu usaha menjadi milik bersama, ataupun diketahui bersama.
B.
BENTUK KOMUNIKASI
1.
Komunikasi
Personal
Komunikasi intra personal, yaitu dengan diri sendiri, proses
mengambil keputusan apakah menerima atau menolak suatu pesan yang disampaikan
komunikator.Komunikasi inter personal (antar pribadi), yaitu komunikasi antar
manusia secara tatap muka dan umpan baliknya biasanya bersifat langsung.
Komunikasi dengan diri sendiri adalah proses komunikasi
yang terjadi di dalam diri individu, atau dengan kata lain proses berkomunikasi
dengan diri sendiri.
Dalam proses pengambilan keputusan, seringkali seseorang
dihadapkan pada pilihan ya atau tidak. Keadaan semacam ini membawa
seseorang pada situasi berkomunikasi dengan diri sendiri, terutama dalam
mempertimbangkan untung ruginya suatu keputusan yang akan diambil. Cara ini
hanya bisa dilakukan dengan metode komunikasi intra personal atau komunikasi
dengan diri sendiri.
Studi
tentang komunikasi dalam diri sendiri (intra personal communication) kurang
begitu banyak mendapat perhatian, kecuali dari kalangan yang brminat dalam
bidang psikologi behavioritik. Karena itu literature yang membicarakan tentang
komunikasi intra personal bisa dikatakan sangat langkah ditemukan.
2.
Komunikasi
Kelompok
Komunikasi kelompok kecil, seperti diskusi panel, simposium,
seminar dan sejenisnya. Komunikasi kelompok besar, biasanya bersifat akbar,
kampanye atau tabligh akbar.
Komunikasi antarpribadi yang dimaksud disini adalah proses
komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka,
seperti yang dinyatakan R. Wayne Pace (1979) bahwa “Inter personal communication
is communication involving two or more people in a face to face setting”
menurut sifatnya komunikasi antarpribadi dapat dibedakan atas dua
macam, yakni komunikasi Diadik (Dyadic Communication) dan komunikasi kelompok
kecil (Small Group Communication).
Komunikasi Diadik ialah proses komunikasi yang berlangsung
antara dua orang dalam situasi tatap muka. Komunikasi Diadik menurut Pace dapat
dilakukan dalam tiga bentuk, yakni percakapan, dialog dan wawancara. Percakapan
berlangsung dalam suasana yang bersahabat dan informal. Dialog berlangsung
dalam situasi yang lebih intim, lebih dalam dan lebih personal, sedangkan
wawancara sifatnya lebih serius, yakni adanya pihak yang dominan pada posisi
bertanya dan yang lainnya pada posisi menjawab.
Komunikasi kelompok kecil ialah proses komunikasi yang
berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap
muka, dimana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lainnya. Tidak
ada batas yang menentukan secara tegas berepa besar jumlah anggota suatu
kelompok kecil. Biasanya antar dua sampai tiga orang, bahkan ada yang
mengembangkan sampai dua puluh samapi tiga puluh orang, tetapi tidak lebih dari
lima puluh orang.
Menurut Everett M. Rogers, proses komunikasi yang menggunakan
telepon kurang kena bila digolongkan sebagai komunikasi masssa atau komunikasi
antar pribadi. Tetapi sarjana komunikasi Amerika lainnya Mc-Croskey memasukkan
peralatan komunikasi yang menggunakan gelombang udara dan cahaya
seperti halnya telepon sebagai saluran komunikasi antar
pribadi.
3. Komunikasi Massa
Komunikasi Massa,yaitu komunikasi yang menggunakan sarana
media untuk meneruskan suatu pesan kepada para komunikan yang jauh lokasinya
dan banyak jumlahnya atau keduanya, melalui media seperti televisi, radio,
surat kabar, majalah dan lain sebagainya.
Terdapat berbagai macam pendapat tentang pengertian
komunikasi masssa. Ada yang menilai segmen khayalaknya, dari segi medianya, dan
ada pula dari sifat pesannya. Komunikasi Massa dapat didefenisikan sebagi
berikut sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari
sumber yang melembaga kepada khayalak yang sifatnya massal melalui alat-alat
yang bersifat mekanik seperti radio, televise, surat kabar dan film.
Pesan komunikasi masssa berlangsung satu arah dan tanggapan
baliknya lambat (tertunda) dan sangat terbatas. Tetapi dengan perkembangan
teknologi komunikasi yang begitu cepat, khususnya media masssa elektronik
seperti radio dan televisi maka umpan balik dari khayalak dapat dilakukan
dengan cepat kepada penyiar. Selain itu, sifat penyebaran pesan melalui media
massa berlangsung begitu cepat, serempak dan luas. Ia mampu mengatasi jarak dan
waktu, serta tahan lama bila didokumentasikan.
4. Komunikasi
Publik
5. Komunikasi
Publik biasa disebut komunikasi pidato, komunikasi kolektif, komunikasi
retorika, public speaking dan komunikasi khayalak ( Audience communication).
6. Dalam
komunikasi publik penyampaian pesan berlangsung secara kontinu. Dapat
didefenisikan siapa yang berbicara ( sumber ) dan siapa pendengarnya. Interaksi
antara sumber dan penerima sangat terbatas, sehingga tanggapan balik juga
terbatas. Hal ini disebabkan karena waktu yang digunakan sangat terbatas, dan
jumlah khayalak relative banyak. Sumber seringkali tidak dapat mengidentifikasi
satu persatu pendengar. Tipe komunikasi public biasanya ditemui dalam berbagai
aktifitas seperti kuliah umum, khotbah, rapat akbar, penghargaan, ceramah, dan
semacamnya.
C.
SIFAT KOMUNIKASI
1.
Verbal
a.
Lisan
b.
Tulisan
2. Non Verbal
a. Gerakan Tubuh (gesture)
b.
Gambar (pictorial)
D.
TEKNIK KOMUNIKASI
1.
Jurnalistik, yaitu keterampilan atau kegiatan
mengelola berita dari mulai peliputan sampai siap dikonsumsi khalayak
2.
Hubungan masyarakat, yaitu keseluruhan upaya yang dilakukan
secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara
hubungan baik dan saling pengertian antara satu organisasi dengan khalayaknya.
3.
Periklanan, yaitu kegiatan merancang pesan persuasif yang
paling tepat dan efektif terhadap suatu produk barang dan jasa.
4.
Propaganda, yaitu kegiatan mempengaruhi orang lain melalui
cara bujukan.
5.
Pameran
6.
Publisitas.
7.
Perang urat saraf (psychological warfare)
8.
Penerangan
E.
METODE KOMUNIKASI
1.
Memberitahukan (informatif)
2.
Membujuk (persuasif)
3.
Memaksa (koersif)
4.
Memerintah (instruktif)
5.
Menciptakan niat baik antara organisasi dengan khalayak
(hubungan manusiawi)
F.
FUNGSI KOMUNIKASI
1.
Menginformasikan (to inform)
2.
Mendidik (to educate)
3.
Menghibur (to entertaint)
4.
Mempengaruhi (to influence)
G.
TUJUAN KOMUNIKASI
1.
Mengubah sikap (attitude change)
2.
Mengubah opini (opinion change)
3.
Mengubah masyarakat (behavior change)
4.
Model
H.
PRINSIP KOMUNIKASI
Kita dapat menarik tiga prinsip dasar
komunikasi, yakni:
1.
Komunikasi hanya bisa terjadi bila terdapat pertukaran
pengalaman yang sama antara pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi
(sharing similar experiences).
2.
Jika daerah tumpang tindih (the fieid of experiences)
menyebar menutupi lingkaran A atau B, menuju terbentuknya satu
lingkaran yang sama, maka makin besar kemungkinannya tercipta suatu proses
komunikasi yang mengena (efektif)
3.
Tetapi kalau daerah tumpang tindih ini makin mengecil dan
menjauhi sentuhan kedua lingkaran, atau cenderung mengisolasi lingkaran
mansing-masing, maka komunikasi yang terjadi sangat terbatas. Bahkan besar
kemungkinannya gagal dalam menciptakan suatu proses komunikasi yang efektif.
I.
UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI
1.
Dari pengertian komunikasi yang yang telah dikemukakan, maka
jelas bahwa komunikasi antarmanusia hanya bisa terjadi, jika ada seorang yang
menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu.
2.
Aristoteles ahli filsafat Yunani Kuno dalam bukunya Rhetorica
menyebut bahwa suatu proses komunikasi memerlukantiga unsure yang mendukungnya,
yakni siapa yang berbicara, apa yang dibicarakan, dan siapa yang mendengarkan.
Hal ini dimengerti, karena pada zaman Aristoteles retorika menjadi
bentuk komunikasi yang sangat popular bagi masyarakat Yunani.
3.
Claude E. Shannon dan Warren Weaver (1949), dua orang insiyur
listrik menyatakan bahwa terjadinya proses komunikasi memerlukan lima unsur
yang mendukungnya, yakni pengirim, transmitter, signal, penerima dan tujuan.
(mengenai pengiriman pesan melalui radio dan telepon. Tetapi para sarjana yang
muncul di belakangnya mencoba menerapkannya dalam proses komunikasi
antarmanusia seperti yang dilakukan oleh Miller dan Cherry (Schram; 1971).
4.
Awal tahun 1960-an David K. Berlo membuat formula komunikasi
yang lebih sederhana. Formula itu dikenal dengan nama “SMCR”, yakni: Source
(pengirim), Massage (pesan), Channel (saluran-media) dan Receiver (penerima).
Selain Shannon dan Berlo, juga tercatat Charles Osgood, Gerald Miller dan
Melvin L. de Fleur menambah lagi unsure efek dan umpan balik (feedback) sebagai
pelengkap dalam membangun komunikasi yang sempurna.
5.
Perkembangan terakhir adalah munculnya pandangan dari Joseph
de Vito, K. Sereno dan Enka Vora yang menilai factor lingkungan merupakan unsur
yang tidak kalah pentingnya dalam mendukung terjadinya proses komunikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar