Kamis, 24 Oktober 2013

Teori Konsumsi

A.                PENGERTIAN
Istiliah UTILITAS itu sendiri sering diartikan sebagai:  the satisfaction that a consumer receives from the goods and services that he or she consumes. Kepuasan dalma konsumsi ini sudah barang tentu syarat nilai dan sangat subyektif yang tidak mudah dilakukan pengukuran-pengukuran.  Namun demikian, para ekonomis telah banyak yang berikhtiar bagimana teorisasi ini bisa dilakukan untuk analisis lebih memadai terhadap perilaku konsumen, dan pada gilirannya perilaku permintaan, level individual dan pasar.
        i.            Sekurang-kurangnya telah dikenal tiga kelompok pemikiran yang melandasi pengukuran utilitas ini: ordinalitas utilitas, yang beranggapan bahwa utilitas bisa diperbandingkan akan tetapi tidak sepenuhnya bisa diukur perbandingannya dengan ukuran-ukuran yang jelas; 
      ii.            pengukuran Cardinal yang beranggapan bahwa utilitas itu bisa diukur dan diperbandingkan; dan
    iii.             konsep lexicographicyang melihat asumsi bahwa ordinalitas utilitas sekelompok barang atau jasa dalam konsumsi itu bisa berubah setelah suatu titik jenuh konsumsi terlampaui.
B.                 TEORI KARDINAL (UTILITAS TOTAL DAN UTILITAS MARJINAL)
Utilitas total (total utility) yang diperoleh dari kegiatan konsumsi suatu komoditas dimengerti sebagai   keseluruhan tingkat kepuasan yang diterima oleh konsumen atas konsumsi komoditas tersebut pada berbagai tingkat konsumsi. Apabila asumsi cardinalitas itu benar adanya, konsep utilitas total ini menunjukkan bahwa semakin besar tingkat konsumsinya, sampai suatu tingkat konsumsi tertentu,  maka akan semakin besar pula tingkat kepuasan yang diperoleh oleh konsumen.  Pada suatu tingkat konsumsi, kepuasan konsumen mencapai klimaksnya dan tidak lagi bisa ditingkatkan.  Pada tingkat konsumsi berikutnya, justru terjadi hal yang sebaliknya.  Kenaikan konsumsi justru akan mengakibatkan penurunan kepuasan. Tingkat inilah yang kemudian disebut titik jenuh (saturation point) untuk komoditas tersebut.
Utilitas marjinal (marginal utility: MU) sementara itu dimengerti sebagai tambahan manfaat atas tambahan konsumsi barang atau jasa sejumlah satu unit
Persoalan kepuasan ini dalam kenyataan sehari-hari ternyata tidak bisa dicapai sendirian. Konsumsi sehari-hari lebih banyak diwarnai oleh banyak kommoditas untuk menciptakan tingkat kepuasan konsumen masing-masing atai bersama-sama. 
Kurva marginal utility dan marjinal total
C.                TEORI ORDINAL (KURVA INDIFFERENCE DAN BUDGET LINE)
Indiffrence curve
Kurva Indifference (Indifferenece curve, IC), atau ada yang menterjemahkannya kurva tak acuh, merupakan salah satu kurva yang terjabarkan dari teori utilitas pada saat konsumen melakukan konsumsi atas beberapa barang atau jasa. Bagian tulisan ini akan mencoba membahas bagaimana kurva IC ini dijabarkan secara geometris dari kurva-kuva utilitas total atas beberapa tingkat konsumsi barang dan jasa.  Sudah barang tentu, keterbatasan paparan geometris mengharuskan pembatasan jumlah variabel yang maksimal dibatasi oleh tiga dimensi variabel saja. Berikut adalah contoh kurva indirrence untuk kmbinasi barang X dan Y
Karakteristik IC
a)      konsumen bisa menyusun rangking preferensi atas kombinasi tingkat konsumsi yang tersedia.   Berdasarkan asumsi ini, konsumen selalu bisa menentukan kombinasi konsumsi yang mana lebih disukai dan kombinasi-kombinasi mana konsumen tidak bisa menentukan perbedaannya (indifferent).
b)      rangking preferensi konsumen adalah konsisten dan transitive.  Seandainya konsumen lebih memilih kombinasi A dibandingkan B, dan memilih B dibandingkan C,  maka diapun akan memilih A apabila dibandingkan dengan kombinasi konsumsi C.
c)      konsumen selalu lebih suka mengkonsumsi lebih banyak barang atau jasa dibandingkan dengan konsumsi lebih sedikit.  Berdasarkan asumsi ini, bisa dimengerti bahwa dalma konsumsinya, konsumen tidak pernah dihadapkan pada kondisi kejenuhan konsumsi (satiation point).
Konsekuensi dari asumsi-asumsi inilah, kemudian kurva-kurva tak acuh dalam peta dua-dimensi secara geometris memiliki sifat-sifat dasar: (i) masing-masing kurva IC memiliki kemiringan negatif (downward sloping); (ii) kurva-kurva itu tidak berpotongan satu sama lain; dan (iii) kurva-kurva tersebut cembung terhadap titik awal diagram  (titik origin, O).
Kemiringan negatif mengandung pengertian bahwa konsumer lebih suka konsumsi barang lebih banyak dibandingkan yang lebih sedikit. Kalau kurva tersebut horisontal, maka konsumen menjadi tidak memperoleh manfaat lebih terhadap tambahan konsumsi X, pada tingkat konsumsi Y yang tetap.  Begitu pula sebaliknya untuk kurva vertikal.  Kurva IC ini bisa harisontal atau vertikal pada saat ada kejenuhan, padahal asumsinya konsumsi ini tidak pernah jenuh.
Budget Line
Adalah kurva yang menggambarkan kombinasi 2 macam barang yang memilki 2 anggaran yang sama. Tingkat harga sangan memengarui keberadaan BL ini. tidak hanya jarak dar titik orginal yang ditentukan, tetapi perbandingan harga barang atau jasa yang dikombinasikan menentukan pula kemiringan BL.
Contoh kurva budget line

Budget line dapat berubah akibat perubahan harga dan pendapatan, kurvanya adalah sebagai berikut :
              
pertemuan (bersingunga) antara indiffrensial curve dan budget line akan melahirkan sebuah titik keseimbangan konsumen. Titik tersebut menunjukkan ombinasi 2 macam barang yang dapat memberikan kepuasan yang sama dan anggarannya dapat dipenuhi. Berikut beberapa contoh keseimbangan konsumen

Gambar 1 menunjukkan konsumen meningkatkan anggran yang digunakan untuk konsumsi sedangkan gambar 2 menunjukkan konsumen menurunkan anggarannya untuk konsumsi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar