Sabtu, 26 Oktober 2013

Kisah Wanita Yang Selalu Berbicara Dengan Bahasa Al-Qur’an


Semoga Catatan ini bisa menjadi bahan Renungan Buat Kita Tentang Pentingnya menjaga Lidah Kita karena kelak semua yang keluar dari mulut kita akan dimintai pertangungjawaban
Berkata Abdullah bin Mubarak Rahimahullahu Taala :
Saya berangkat menunaikan Haji ke Baitullah Al-Haram, lalu berziarah ke makam Rasulullah sallAllahu alayhi wasallam. Ketika saya berada disuatu sudut jalan, tiba-tiba saya melihat sesosok tubuh berpakaian yang dibuat dari bulu. Ia adalah seorang ibu yang sudah tua. Saya berhenti sejenak seraya mengucapkan salam untuknya. Terjadilah dialog dengannya beberapa saat. Dalam dialog tersebut wanita tua itu , setiap kali menjawab pertanyaan Abdulah bin Mubarak, dijawab dengan menggunakan ayat-ayat Al-Quran. Walaupun jawabannya tidak tepat sekali, akan tetapi cukup memuaskan, karena tidak terlepas dari konteks pertanyaan yang diajukan kepadanya.
Abdullah : Assalamualaikum warahma wabarakaatuh.
Wanita tua : Salaamun qoulan min robbi rohiim. (QS. Yaasin : 58) (artinya : Salam sebagai ucapan dari Tuhan Maha Kasih)
Abdullah : Semoga Allah merahmati anda, mengapa anda berada di tempat ini?
Wanita tua : Wa man yudhlilillahu fa la hadiyalahu. (QS : Al-Araf : 186 ) (Barang siapa disesatkan Allah, maka tiada petunjuk baginya) Dengan jawaban ini, maka tahulah saya, bahwa ia tersesat jalan.

Kekuatan Maaf Rasulullah SAW


Seorang lelaki Arab bernama Tsumamah bin Itsal dari Kabilah Al Yamamah pergi ke Madinah dengan tujuan hendak membunuh Nabi Shalallahu alaihi wa sallam. Segala persiapan telah matang, persenjataan sudah disandangnya, dan ia pun sudah masuk ke kota suci tempat Rasulullah tinggal itu. Dengan semangat meluap-luap ia mencari majlis Rasulullah, langsung didatanginya untuk melaksanakan maksud tujuannya. Tatkala Tsumamah datang, Umar bin Khattab ra. yang melihat gelagat buruk pada penampilannya menghadang.
Umar bertanya, Apa tujuan kedatanganmu ke Madinah? Bukankah engkau seorang musyrik?
Dengan terang-terangan Tsumamah menjawab, Aku datang ke negeri ini hanya untuk membunuh Muhammad!.
Mendengar ucapannya, dengan sigap Umar langsung memberangusnya. Tsumamah tak sanggup melawan Umar yang perkasa, ia tak mampu mengadakan perlawanan. Umar berhasil merampas senjatanya dan mengikat tangannya kemudian dibawa ke masjid. Setelah mengikat Tsumamah di salah satu tiang masjid Umar segera melaporkan kejadian ini pada Rasulullah.
Rasulullah segera keluar menemui orang yang bermaksud membunuhnya itu. Setibanya di tempat pengikatannya, beliau mengamati wajah Tsumamah baik-baik, kemudian berkata pada para sahabatnya, “Apakah ada di antara kalian yang sudah memberinya makan?”.

Antara Ayah, Anak dan Burung Gagak


Pada suatu petang seorang tua bersama anak mudanya yang baru menamatkan pendidikan tinggi duduk berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan suasana di sekitar mereka.
Tiba-tiba seekor burung gagak hinggap di ranting pokok berhampiran. Si ayah lalu menuding jari ke arah gagak sambil bertanya,
Nak, apakah benda itu?
Burung gagak, jawab si anak.
Si ayah mengangguk-angguk, namun sejurus kemudian sekali lagi mengulangi pertanyaan yang sama. Si anak menyangka ayahnya kurang mendengar jawabannya tadi, lalu menjawab dengan sedikit kuat,
Itu burung gagak, Ayah!
Tetapi sejurus kemudian si ayah bertanya lagi pertanyaan yang sama. Si anak merasa agak keliru dan sedikit bingung dengan pertanyaan yang sama diulang-ulang, lalu menjawab dengan lebih kuat,
BURUNG GAGAK!! Si ayah terdiam seketika.

ADAB-ADAB DAN HAL YANG DISUNNAHKAN SELAMA BEPERGIAN


Kali ini kita akan membahas mengenai adab bepergian. Tentunya sebagai manusia bepergian sudah merupakan hal yang sangat lazim. Hai ini juga menjadi kebutuhan kita, karena meskipun zaman semakin canggih, tidak semua hal dapat kita lakukan disatu tempat tanpa harus meninggalkan rumah. Tetapi sebagai ummat yang beragama kita semstinya tetap memperhatikan sikap-sikap kita dan hal-hal yang mesti dipenuhi saat bepergian agar kegiatan kita tidak hanya dapat menyelesaikan pekerjaan dunia kita, tetapi juga dapat bernilai pahala disisi Allah SWT.

Nah berikut ini beberapa adab-adab dan hal yang disunnahkan selama bepergian yang saya simpulkan dari buku yang ditulis oleh Syaik Abdullah Bin Mani’ Al-‘Utaiby yang diterjemahkan oleh Muhammad Latif.

ADAB-ADAB DAN HAL YANG DISUNNAHKAN SELAMA BEPERGIAN

1.              Mencari teman yang bisa diajak bersama-sama
Rasullullah bersabda “satu orang yang berkendaraan itu adalah satu setan, dua orang yang berkendaraan itu adalah dua setan,dan tiga orang adalah 1 rombongan”
2.              Menunjuk orang sebagai pimpinan safar
Rasulullah “Jika ada 3 orang yang bepergian, maka hendaklah salah satu diantar mereka menjadi pemimpin (rombongan)”(HR Abu daud)

Kamis, 24 Oktober 2013

SEBUAH KATA PENUH MAKNA

Bagi beberapa orang nama adalah hal yang sangatlah sepele, bahkan terkadang terasa tidak penting. Sehingga banyak diatara umat muslim yang tidak memperhatikan pemberian nama bagi anaknya. Mereka dengan seenaknya memberikan sebuah nama bagi keturuna mereka, nama itu terkadang berasal dari nama orang-orang terkenal yang mereka kagumi walau mungkin orang-orang itu tidak sepatutnya diidolakan. Banyak dikalangan umat muslim memberi nama anaknya dengan seperti nama seorang artis, politikus, ilmuan dan lain sebagainya. Seperti yang saya katakan pada posting saya  beberapa (mengenai adab) waktu yang lalu, slam adalah agama yang sangat luas termasuk dalam masalah pemberian nama yang juga ada etikanya dalam islam. hakikat pemberian nama kepada anak adalah agar  ia dikenal serta memuliakannya. Oleh  sebab  itu  para  ulama  bersepakat  akan  wajibnya  memberi  nama  kapada  anak  laki-laki  dan perempuan.  Oleh  sebab  itu  apabila  seseorang  tidak  diberi  nama,  maka  ia  akan  menjadi  seorang yang majhul (=tidak dikenal) oleh masyarakat. Seperti pada yang di wahyukan Allah dalam QS: QS. Maryam: 7
“Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang  anak  yang  namanya  Yahya,  yang  sebelumnya Kami  belum  pernah menciptakan  orang  yang  serupa dengan dia”
Kewajiban lain bagi seorang bapak adalah memilih nama  terbaik bagi anaknya, baik dari sisi lafadz  dan  maknanya,  sesuai  dengan  syar’iy  dan  lisan  arab.  Kadangkala  pemberian  nama kepada  seorang  anak  baik  dari  sisi  adab  dan  diterima  oleh  telinga/pendangaran  akan  tetapi nama tersebut tidak sesuai dengan syari’
Berikut ada beberapa aturan dalam pemberian sebuah nama :
1.         Memberikan  Nama  Kepada  Seorang  Anak  Dengan  Dua  Suku  Kata
Misal  Abdullah,  Abdurrahman.  Kedua  nama  ini  sangat  disukai  oleh  Allah  Subhanahu Wa  Ta’ala  sebagaimana diterangkan oleh Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Imam  Muslim, Abu Dawud dll. Kedua nama ini menunjukkan penghambaan kepada Allah Azza wa Jalla.

PENDAPATAN NASIONAL

A.                Pengertian Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun.
B.       Konsep Pendapatan Nasional
1.         Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
2.      Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri
3.      Produk Nasional Neto (NNP)
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement). Replacement penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produski yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.
NNP = GNP – Penyusutan

TEORI PRODUKSI

A.                PENGERTIAN DAN PERIODE PRODUKSI DAN BIAYA

a)                  Teori Produksi
Teori produksi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara kuantitas produk dan faktor-faktor produksi yang digunakan.  Sedangkan fungsi produksi dinyatakan dalam bentuk  :
Q = f(K,L,T,N)
Fungsi produksi output dipengaruhi oleh faktor kapital (K), faktor tenaga kerja (L), teknologi (T), dan tanah (N). Jika faktor-faktor produksi selain tenaga kerja dianggap tetap /konstan maka fungsi produksi ouput dipengaruhi oleh faktor tenaga kerja saja.
Q = f(L)
Faktor–faktor produksi yang bersifat tetap disebut input tetap sedangkan faktor produksi yang berubah di sebut dengan faktor produksi variable.
b)             Biaya Ekonomis
Biaya ekonomis adalah besarnya pengorbanan atas barang alternatif yang hilang dan tidak dapat diproduksi. Bila karyawan pabrik konveksi bekerja memproduksi baju maka pada waktu yang sama karyawan tersebut tidak dapat memproduksi celana. Biaya ekonomis dibagi menjadi dua yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit berupa pembayaran-pembayaran perusahaan untuk menyewa tenaga kerja, mesin-mesin, jasa transportasi dan membeli bahan baku. Sedangkan biaya implisit merupakan biaya faktor produksi milik sendiri, seperti modal sendiri yang dipakai hingga tidak perlu membayar bunga modal.
c)                  Periode Produksi dan Biaya

Teori Konsumsi

A.                PENGERTIAN
Istiliah UTILITAS itu sendiri sering diartikan sebagai:  the satisfaction that a consumer receives from the goods and services that he or she consumes. Kepuasan dalma konsumsi ini sudah barang tentu syarat nilai dan sangat subyektif yang tidak mudah dilakukan pengukuran-pengukuran.  Namun demikian, para ekonomis telah banyak yang berikhtiar bagimana teorisasi ini bisa dilakukan untuk analisis lebih memadai terhadap perilaku konsumen, dan pada gilirannya perilaku permintaan, level individual dan pasar.
        i.            Sekurang-kurangnya telah dikenal tiga kelompok pemikiran yang melandasi pengukuran utilitas ini: ordinalitas utilitas, yang beranggapan bahwa utilitas bisa diperbandingkan akan tetapi tidak sepenuhnya bisa diukur perbandingannya dengan ukuran-ukuran yang jelas; 
      ii.            pengukuran Cardinal yang beranggapan bahwa utilitas itu bisa diukur dan diperbandingkan; dan
    iii.             konsep lexicographicyang melihat asumsi bahwa ordinalitas utilitas sekelompok barang atau jasa dalam konsumsi itu bisa berubah setelah suatu titik jenuh konsumsi terlampaui.

ELASTISITAS PERMINTAAN

A.           PENGERTIAN
Elastisitas harga permintaanadalah suatu alat/konsep yang digunakan untuk mengukur derajat kepekaan/ respon perubahan jumlah/ kualitas barang yang dibeli sebagai akibat perubahan faktor yang mempengaruhi.
B.            JENIS ELASTISITAS
1.       Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)
Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan/ respon jumlah permintaan akibat perubahan harga barang tersebut atau dengan kata lain merupakan perbadingan daripada persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di pasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun Dan sebaliknya.
Sedangkan tanda elastisitas selalu negatif, karena sifat hubungan yang berlawanan tadi, maka disepakati bahwa elastisitas harga ini benar indeksnya/koefisiennya dapat kurang dair, dama dengan lebih besar dari satu Dan merupakan angka mutlak (absolute), sehingga permintaannya dapat dikatakan :
1. Tidak elastisitas (in elastic)
2. Unitari (unity) dan
3. Elastis (elastic)

TEORI PERMINTAAN

A. PENGERTIAN
Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu. Singkatnya permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu.
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN
1.        Harga barang itu sendiri.
Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu bertambah
2.        Harga barang lain yang terkait
Berpengaruh apabila terdapat 2 barang yang saling terkait yang keterkaitannya dapat bersifat subtitusi (pengganti) dan bersifat komplemen (penggenap).
3.        Tingkat pendapatan perkapita
Dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang meningkat.
4.        Selera atau kebiasaan
Tinggi rendahnya suatu permintaan ditentukan oleh selera atau kebiasaan dari pola hidup suatu masyarakat.
5.        Jumlah penduduk
Semakin banyak jumlah penduduk yang mempunyai selera atau kebiasaan akan kebutuhan barang tertentu, maka semakin besar permintaan terhadap barang tersebut.

GAMBARAN UMUM ILMU EKONOMI

GAMBARAN UMUM ILMU EKONOMI
A.          Pengertian Ilmu Akuntansi
Pengertian menurut beberapa ahli :
Menurut Professor P.A. Samuelson:
                        “Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai individu-individu dan masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan sumber-sumber daya yang terbatas tetapi dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa dan mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumsi, sekarang dan dimasa mendatang, kepada berbagai individu dan golongan masyarakat.”
Menurut Alfred Marshall:
                        “Ilmu ekonomi merupakan studi tentang umat manusia dalam kehidupan sehari-hari.”  atau dengan rumusan yang lebih tajam adalah sebagai berikut: Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang pemanfaatan sumber daya yang langka untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tak terbatas”.
Secara ringkas definisi ilmu ekonomi selalu dihubungkan kepada keadaan ketidak seimbangan diantaranya : (1) kemampuan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa, dan (2) keinginan masyarakat untuk mendapatkan barang dan jasa.
Dari pengertian – pengertian diatas dapat dilihat bahwa Kelangkaan merupakan pusat permasalahan ekonomi. Kelangkaan ini mengakibatkan terjadinya tidak seimbangan kebutuhan manusia dengan alat pemuas kebutuhan yang ada, sehingga manusia harus memilih kebutuhan mana yang harus diperioritaskan. Dengan demikianlah timbullah study tentang bagaimana hal tersebut diselesaikan oleh manusia yaitu ilmu ekonomi.

Kamis, 17 Oktober 2013

Adab-Adab Bergaul

Setelah postingan soal adab menuntut ilmu, sekarang kita saya akan memposting mengenai hal yang setiap saat kita lakukan. Hal yang mungkin sangat lazim kita lakukan, dimana sebagai makhluk sosial kita pasti melakukan yakni adab bergaul, mungkin hal ini sering kita abaikan, tetapi sebagai ummat islam hal kecil ini pun harus diperhatukan
Makanya pada postingan kali ini kita adan membahas soal adab-adab bergaul. So… selamat membaca dan semoga dapat diamalkan JJJJ

Adab-Adab Bergaul


1.         Hati Asas Pergaulan
Hati merupakan asas yang sangat penting dan tersembunyi dalam diri setiap insan. la memainkan peranan yang sangat bermakna dalam kehidupan seharian. Rasulullah s.a.w. menyatakan soal hati seperti berikut:

“Ketahuilah kamu di dalam badan manusia terdapat segumpal darah. Apabila baik maka baiklah keseluruhan segala perbuatannya dan apabila buruk maka buruklah keseluruhan tingkah lakunya. Ketahuilah kamu bahawa ia adalah hati”

peranan hati sangat besar tanggunjawabnya ke arah mengendalikan nilaian diri, manakala kejahilan pula mematikan hati dan rohani sekalipun badannya hidup dan bergerak di muka burni. Jasadnya merupakan kubur bagi hati yang telah mati. Perkara sedemikian dapat dielakkan sekiranya kita belajar dan mengetahui akan segala ilmu Allah yang, disyariatkan kepada kita. Ilmu Allah ini dapat menjadi permangkin keimanan dan penawar. Untuk menghidupkan hati yang telah mati, kita hendaklah rnelakukan ibadat dan beralakhlak mulia sesama manusia.

2.         Menunjukkan menunjukkan tingkahlaku dengan perwatakan yang baik, manis muka serta menerima dengan penuh rasa gembira saat bertemu

Sebaik-baik pergaulan di kalangan umat Islam ialah apabila bertemu saudaranya, diam menunjukkan tingkahlaku dengan perwatakan yang baik, manis muka serta menerima dengan penuh rasa gembira yang tidak terhingga. Reaksi seperti ini amat disukai oleh Allah dan Rasul-Nya, dan besar ertinya di sisi syariat Islam serta mendapat ganjaran pahala yang banyak. Rasulullah s.a.w. melarang umatnya menghina atau memandang rendah dan memperkecilkan orang lain ketika bertemu, dengan sabdanya:

“Jangan sekali kati kamu menghinakan sesuatu yang baik dan kalaulah kamu bertemu saudaramu hendaklah dengan muka yang manis” (Riwayat Muslim)

ADAB-ADAB SEORANG PENUNTUT ILMU TERHADAP DIRINYA

Islam merupakan agama yang sempurnah, bukan hanya mengatur persoalan antara manusia dan Tuhan, tetapi juga menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia. Islam mengatur seluruh aktifitas manusia melalui adab-adab untuk setiap kegiatan.
Dalam posting kali ini, kita akan membahas beberapa adab dalam islam.  Selamat membaca dan semoga dapat diamalkan J J J
ADAB-ADAB SEORANG PENUNTUT ILMU TERHADAP DIRINYA
Berhubung saya adalah seorang pelajar, maka untuk pembahasan pertama adalah mengenai adap penuntut ilmu terhadap dirinya
1.    Membersihkan hati dari kedengkian, dendam dan hasad  serta  jeleknya keyakinan atau akhlak agar dengan itu dapat menerima  ilmu dan menghafalnya dengan baik.
2.    Memiliki niat  yang baik dalam  tholabul  ilmi dengan bertujuan meraih  keridhoan  Alloh  Ta'ala  dan  mengamalkanya  serta menghidupkan  sunnah,  menerangi  hatinya  dan  mengisi batinnya.

Rabu, 16 Oktober 2013

BEBERAPA KEUTAMAAN DAN KEBERKAHAN HARI JUM’AT
Oleh : Dr. Nashir bin ‘Abdirrahman bin Muhammad al Juda’i

Hari Jum’at merupakan hari yang paling utama dari semua hari dalam sepekan. Dia adalah hari yang penuh barakah. Alloh Ta’ala mengkhususkan hari Jum’at ini hanya bagi kaum Muslimin dari seluruh kaum dari ummat-ummat terdahulu. Dan diantara beberapa keutamaan dan barakah hari yang agung ini adalah sebagai berikut
Pertama, terdapat berbagai hadits yang menjelaskan keutamaan dan kemuliaan hari jum’at. Di antara hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Sebaik-baik hari dimana matahari terbit di saat itu adalah hari Jum’at. Pada hari ini Adam diciptakan, hari ketika ia dimasukkan ke dalam surga dan hari ketika ia dikeluarkan dari surga. Dan hari Kiamat ini tidak akan terjadi kecuali pada hari Jum’at.” (HR.Muslim)
Dari Abu Hurairah dan Hudhaifah radhiallahu ‘anhum:
“Alloh menyimpangkan kaum sebelum kita dari hari Jum’at. Maka untuk kaum Yahudi adalah hari Sabtu, sedangkan untuk orang-orang Nasrani adalah hari Ahad, lalu Alloh membawa kita dan menunjukkan kita kepada hari Jum’at.” (HR. Muslim)
Dan hadits-hadits lain yang menunjukkan besarnya keutamaan hari Jum’at dan keistimewaannya di banding hari-hari lainnya.

1.             Di antara keberkahan hari jum’at, bahwa di dalamnya terdapat waktu-waktu di kabulkannya do’a.

Dalam ash-Shahihain terdapat hadits dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam mentebut hari Jum’at, lalu beliau bersabda,
“Di hari Jum’at itu terdapat satu waktu yang jika seorang Muslim melakukan shalat di dalamnya dan memohon sesuatu kepada Alloh Ta’ala, niscaya permintaannya akan dikabulkan.’ Lalu beliau membari isyarat dengan tangannya yang menunjukkan sedikitnya waktu itu.” (HR.Bukhari dan Muslim)
Para ulama dari kalangan Sahabat, Tabi’in dan setelah mereka berbeda pendapat tentang “waktu itu”, apakah (perkara) waktu tersebut tetap ada (relevan hingga saat ini) ataukah sudah di hapus? Sementara bagi kelompok yang menyatakan bahwa waktu itu tetap ada, mereka berselisih pendapat tentang penentuan waktu tersebut, seleruhnya menjadi lebih dari menjadi tiga puluh pendapat. Semua itu dinukil oleh al Hafidz Ibnu Hajar al-‘Asqalani rahimahullah beserta dengan dalil-dalilnya. (lihat fat-hul Baari II/416-421). Dari semua itu terdapat dua pendapat yang paling kuat yaitu:
Pertama, bahwa waktu itu dimulai dari duduknya imam sampai pelaksanaan shalat Jum’at. Di antara dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahihnya, Dari Abu Burdah bin Ali Musa al-Asy’ari radhiallahu ‘anhu bahwa Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma berkata kepadanya, “ Apakah engkau telah mendengar ayahmu meriwayatkan hadits dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam sehubungandengan waktu ijabah pada hari Jum’at? Lalu Abu Burdah mengatakan, ‘Aku menjawab, ‘Ya, aku mendengar ayahku mengatakan bahwa, ‘Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, ‘Yaitu waktu antara duduknya imam sampai shalat dilaksanakan.’” (HR. Muslim) Di antara orang yang menguatkan pendapat ini adalah Imam an-Nawawi rahimahullah. Bahkan dia mengatakan, “Pendapat ini shahih, bahkan shawaah (benar),” (Syarhul Nawawi li Shahiih Muslim VI/140-141). Sedangkan Imam as-Suyuti rahimahullah menentukan waktu yang dimaksud (dengan waktu tersebut) adalah ketika shalat didirikan.” (Risalah Nuurul Lum’ah fii Khashaa-ishil Jumu’ah)
Kedua, bahwa batas akhir dari waktu tersebut hingga setelah ‘Ashar. Di antara argumentasinya adalah hadits yang diriwayatkan oleh sebagian penulis kitab Sunan, dari jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliau bersabda: “Hari Jum’at itu ada dua belas jam. Tidak ada seorang Muslimpun yang memohon sesuatu kepada Alloh dalam waktu tersebut melainkan akan dikabulkan oleh Alloh. Maka peganglah erat-erat (ingatlah bahwa) akhir dari waktu tersebut jatuh setelah ‘Ashar.” (HR. Abu Dawud, an-Nasa’i dan al Hakim) Dan di antara orang yang menguatkan pendapat ini adalah Imam Ibnul Qayyim rahimahullah, dia mengatakan, “Ini adalah pendapat yang dipegang oleh kebanyakan generasi salaf dan banyak sekali hadits-hadits mengenainya” (Zaadul Ma’aad I/389,394)
Sebagian ulama menyebutkan bahwa hikmah dari tersamarnya waktu ini adalah memotivasi para hamba agar bersungguh-sungguh dalam memohon, memperbanyak do’a dan mengisi seleruh waktu dengan beribadah, seraya mengharapkan pertemuannya dengan waktu yang penuh barakah itu.” (Fat-hul Baari II/417)

2.             Keberkahan lainnya yang dimiliki hari Jum’at, bahwa siapa saja yang menunaikan shalat Jum’at sesuai dengan tuntunan adab dan tata cara yang benar, maka dosa-dosanya yang terjadi antara Jum’at tersebut dengan Jum’at sebelumnya akan di ampuni.

Sebagaimana disebutkan dalam shahih Bukhari dari Salman al Farisi radhiallahu’anhu, Dia mengatakan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Tidaklah seseorang mandi pada hari Jum’at, dan bersuci semampunya, berminyak dengan minyak atau mengoleskan minyak wangi dari rumahnya, kemudian keluar (menuju masjid), dan dia tidak memisahkan dua orang (yang sedang duduk berdampingan), kemudian dia mendirikan shalat yang sesuai dengan tuntunannya, lalu dia diam mendengarkan (dengan seksama) ketika imam berkhutbah melainkan akan di ampuni (dosa-dosanya yang terjadi) antara Jum’at tersebut dank e Jum’at berikutnya.” (HR. Bukhari)
Sedangkan dalam Shahih Muslim terdapat tambahan tiga hari, Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliau bersabda:
“Barangsiapa yang mandi lalu berangkat Jum’at, kemudian mendirikan shalat semampunya, selanjutnya diam mendengarkan khutbah (imam) hingga khutbahnya selesai kemudian shalat bersama imam, niscaya akan di ampuni dosa-dosanya antara Jum’at itu hingga Jum’at berikutnya dan ditambah tiga hari lagi.” (HR. Muslim)
Dalam hadits riwayat Muslim disebiutkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Shalat fardhu lima waktu, shalat Jum’at ke Jum’at berikutnya, dan Ramadhan ke Ramadhan berikutnya menghapuskan dosa-dosa yang dilakukan di antara masa tersebut jika ia menjauhi dosa-dosa besar.” (HR. Muslim)
Pada zhahir hadits ini terdapat syarat untuk menjauhkan al kabaa-ir (dosa-dosa besar) untuk dapat meraih keutamaan gugurnya dosa-dosa kecil.

3.             Keberkahan lain yang dimiliki hari Jum’at bahwa di dalamnya terdapat

Keutamaan yang besar bagi siapa saja yang bersegera pergi ke masjid lebih pagi untuk shalat Jum’at. Dalam ash Shahihain terdapat hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Barangsiapa yang mandi pada hari Jum’at seperti mandi janabat lalu pergi kemasjid,
aka seakan-akan berkurban dengan unta yang gemuk, dan barangsiapa
yang pergi pada jam yang kedua, maka seakan-akan ia berkurban dengan sapi betina, dan barangsiapa pergi pada jam yang ketiga, maka seakan-akan ia berkurban dengan domba yang bertanduk, dan barangsiapa yang pergi pada jam keempat seakan-akan ia berkurban dengan seekor ayam, dan barangsiapa yang pergi pada jam kelima maka seakan-akan ia berkurban dengan sebutir telur. Dan apabila imam telah keluar (untuk berkhutbah), maka para Malaikat turut hadir sambil mendengarkan dzikir (nasihat/peringatan).” (HR. Bukhari dan Muslim)

4.             Keberkahan lainnya yang dimiliki hari Jum’at bahwa hari ini merupakan hari berkumpulnya kaum Muslimin.

Hari ini merupakan hari berkumpulnya kaum muslimin dalam masjid-masjid mereka yang besar untuk mengikuti shalat dan sebelumnya mendengarkan dua khutbah Jum’at yang mengandung pengarahan dan pengajaran serta nasihat-nasihat yang ditujukan kepada kaum muslimin yang kesemuanya mengandung manfaat agama dan dunia. Hari Jum’at ini juga memiliki beberapa keistimewaan yang mulia di antaranya disebutkan oleh Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah sebanyak tiga puluh tiga. Bahkan Imam as-Suyuthi dalam risalahnya, Nuurul Lum’ah fii Khashaa-ishil Jumu’ah menambahkan keistimewaan tersebut menjadi seratus satu. Akan tetapi sebagian keistimewaan itu bersandar pada hadits-hadits yang lemah. Maka, sudah sepantasnya seorang muslim memanfaatkan hari yang mulai dan penuh barakah ini dengan melakukan ibadah-ibadah wajib maupun sunnah, dan mengkonsentrasikan diri pada ibadah-ibadah tersebut sehingga dia dapat meraih pahala yang besar dan ganjaran yang setimpal.


Di nukil dari Kitab “Amalan dan Waktu yang Diberkahi”, penulis: Dr. Nashir bin Abdirrahman bin Muhammad al-Juda’i, penerbit Pustaka Ibnu Katsir