Senin, 28 Maret 2016

RMK Teori Akuntansi dan Perumusannya



A.           Teori Akuntansi
Teori adalah susunan konsep, defensi, dan dalam yang menyajikan pandangan yang sistematis fenomena dengan menunjukkan hubungan antara variabel yang satu dengan yang lain dengan maksud untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Kenneth S.Most (1982) mendefenisikan teori sebagai ”suatu pernyataan sistematik mengenai peraturan atau prinsip yang mendasari atau memandu suatu set fenomena. Teori adalah penjelasan yang sistematik dan scientific.
Menurut Kuhn (1970) teori  ilmiah dan perkembangan ilmu memiliki sifat revolusi, artinya terjadi proses yang terus-menerus untuk mengubah suatu teori  yang tidak sesuai lagi dan menggantinya dengan teori  yang lain. Menurut Kuhn siklus ilmu itu dpat digambarkan sebagai berikut:
1.        Pre-science, disini tidak ada ide atau ilmu yang diterima umum.
2.        Perkembangan berbagai pemikiran.
3.        Munculnya paradigma yang dominan
4.        Muncul anomali.
5.        Timbul krisis ilmu.

A.           Teori dan Pembuat Kebijakan Akuntansi 


Teori akuntansi akan dapat bermanfaat apabila rumusan teori itu dapat dijadikan sebagai alat untuk meramalkan apa yang akan diharapkan mungkin akan terjadi dimasa yang akan datang. Kalau demikian halnya, mestinya setiap negara harus memiliki dan merumuskan teori akuntansinya sendiri yang disimpulkan  dari kondisi dan fenomena ekonomi sosial yang dimilikinya, bukan mengambil sepenuhnya dari susunan teori akuntansi negara lain.
A.           Sifat dan Teori  Akuntansi
Dari penjelasan maka teori akuntansi dapat kita rumuskan sebagai berikut:
”Teori akuntansi adalah susunan konsep, defenisi, dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan antara variabel dengan variabel lainnya dalam struktur akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena yang mungkin akan muncul”.
B.            Periodisasi Teori Akuntansi
1.        Pre-theory period (1492-1800)
Peragallo mengemukakan bahwa tidak ada teori akuntansi yang dirumuskan sejak pacioli sampai pada awal abad ke-19. Kalaupun ada, saran-saran atau pernyataan-pernyataan belum dapat digolongkan sebagai teori atau pernyataan yang sistematis.
2.        General scientific period (1800-1955)
Dalam periode ini sudah ada pengimbangan teori yang penekanannya baru berupa penjelasan terhadap praktik akuntansi. Di sini sudah ada kerangka kerja untuk menjelaskan dan mengembangkan praktik akuntansi.
3.        Normative period (1956-1970)
Dalam periode ini perumus teori akuntansi mencoba merumuskan ”norma-norma” atau ”praktik akuntansi yang baik”. Kalau dalam periode sebelumnya menekankan kepada ”APA” yang terjadi dalam periode ini ”bagaiman seharusnya”dilakukan, what should be. Pada periode ini muncul kritik terhadap konsep historical cost dan pendukung adanya conceptual framework.
4.        Specific scientific period (1970-sekarang)
Periode ini disebut juga positive era. Di sini teori akuntansi tidak dapat cukup hanya dengan sifat normatit tetapi harus diuji kebenarannya. Norma ini dinilai subjektif jadi harus diuji secara positif.
C.           Metode Perumusan (Konstruksi) Teori
Belkaoui Godfrey mengemukakan dalam literatur dikenal beberapa metode berikut ini.
1.        Metode deskriptif(pragmatic) yaitu teori akuntansi mencoba menjawab pertanyaan ”APA”. Dalam metode ini akuntansi dianggap sebagai seni yang tidak dapat dirumuskan dan karenanya metode perumusan teori akuntansi harus bersifat menjelaskan atau descriptive.
2.        Psychological pragmatic, di sini diamati reaksi dari pemakai laporan keuangan terhadap output akuntansi itu (laporan keuangan) yang disusun dari berbagai aturan, standar, prinsip atau pedoman.
3.        Metode normatif(1950-1960) yaitu teori akuntansi mencoba menjawab pertanyaan ”APA YANG SEMESTINYA”. Disini akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti tidakpeduli apakah berlaku atau dipraktikan sekarang atau tidak. Metode ini disebut juga normative accounting  atau  normative theory of accounting.
4.        Metode positif(1970-an), yaitu suatu metode yang diawali dari suatu teori atau model ilmiah yang sedang berlaku atau diterima umum. Berdasarkan teori ini, dirumuskan problem penelitian untuk mengamati perilaku atau nyata yang tidak ada dalam teori.
D.           Pendekatan dalam Perumusan Teori
Menurut Godfrey dkk (1992) dalam mengaitkan antara teori (dunia abstrak) dan kenyataan (dunia abstrak) dan kenyataan (dunia pengalaman dikenal tiga hubungan dalam struktur teoritis.


1.        Syntatics
Disini teori itu dirumuskan dalam bentuk hubungan logis. Hubungan itu dirumuskan dalam bentuk aturan seperti aturan bahasa (grammar), aturan matematik dan sebagainya. Rangkaian premis dan ksempulan merupakan bahasa teori dalam permaianan logika (syllogism). Tidak seluruhnya struktur silogisme itu bisa menjamin kebenaran. Syntatics hanya menggambarkan dunia kenyataan dalam bentuk bahasa ilmiah atau teori.
2.        Semantic
Disini teori menghubungkan konsep dasar dari suatu teori ke objek nyata. Hubungan ini dituangkan dalam bentuk aturan yang sesuai atau defenisi operasional. Pragmatic
Tidak semua teori memiliki aspek pragmatik. Disini, hubungan pragmatis itu berkaitan dengan pengaruh kata-kata, simbol terhadap manusia. Akuntansi dianggap memiliki kemampuan untuk memengaruhi perilaku orang.
3.        Pragmatic
Tidak semua teori memiliki aspek pragmatik. Disini, hubungan pragmatis itu berkaitan dengan pengaruh kata-kata, simbol terhadap manusia. Akuntansi dianggap memiliki kemampuan untuk memengaruhi perilaku orang.
Ada tiga ktriteria atau pihak atau sumber yang memiliki wewenang menentukan kebenaran.
a.         Dogmatic, Suatu pernyataan atau teori dapat kita sebut benar jika pihak yang menyampaikannya memiliki wewenang untuk menyampaikan kebenaran itu dan ini tidak perlu diuji lagi.
b.        Self evident, Di sini kebenaran dibuktikan oleh pengettahuna umum, pengamatan, pengalaman.
c.         Scientific, Di sini kebenaran itu dibuktikan oleh suatu metode ilmiah. Teori dirumuskan, diuji, dan seterusnya berulang-ulang secar terus-menerus. Metode ilmiah ini sangat beragam.
d.        Sosiologis, dalam pendekatan ini, yang menjadi perhatian utama dalam perumusan  teori akuntansi adalah dampak sosial dari teknik akuntansi. Jadi yang menjadi perhatian bukan pemakai langsung akuntansi, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan.
e.         Makro ekonomi. Pendekatan ekonomi dalam perumusan teori akuntansi menekankan pada kontrol perilaku indikator makro ekonomi atau general economic welfare yang menghasilkan perumusan teknik akuntansi.
f.         Eklektif, jika dalam perumusan teori akuntansi digunakan tidak hanya satu pendekatan, tetapi berbagai kombinasi pendekatan maka disebut eklektif.
E.            Perumusan Teori Akuntansi di Indonesia
Sampai saat ini Indonesia masih belum berupaya secara intensif untuk merumuskan teori maupun standar akuntansinya sendiri. Kita masih tetap menggunakan teori atau standar akuntansi Amerika atau terakhir dari IASC (international Accounting Standard Commitee) sebagai dasar pengembangan akuntansi di tanah air.