Senin, 28 Maret 2016

Rangkuman SFAC Nomor 2



Qualitative Characteristics of Accounting Information
Karakteristik kualitatif laporan keuangan berguna dalam meyakinkan bahwa informasi keuangan adalah bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi (FASB 1980). Diperlukan atribut atau kualitas bahwa informasi keuangan seharusnya memiliki karakteristik kualitatif utama yaitu relevan dan reliabel. Materialitas terkait dalam kualitas relevan. Karakteristik kedua mencakup komparabilitas, konsistensi dan ketepat-waktu. 
Pembuat keputusan berada di puncak diagram, menunjukkan orientasi fungsi akuntansi keuangan adalah melayani kebutuhan keputusan pengguna. SFAC 1 mengasumsikan laporan keuangan harus ditujukan pada inti yang sama dari kebutuhan informasi yang serupa dan pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai terhadap informasi dan laporan keuangan. Karenanya kemampuan untuk mengerti pada SFAC 2 disebut ‘user-spesific quality’.

Karenanya pengguna dianggap memiliki pengetahuan yang memadai maka informasi sendiri bisa memiliki tingkat komprehensibitas. Kualitas kemengertian karakteristik yang diengaruhi oleh pengguna dan penyiap informasi akuntansi. Kemampuan untuk mengerti adalah batasan dimana manfaat informasi keuangan harus melebihi biayanya. Pentingnya ide ini terlihat dari letaknya pada diagram. Karakteristik kualitas akuntansi yang spesifik pada SFAC No.2 diletakkan di bawah judul ‘decision usefulness’ dengan penekanan pada pembuat keputusan dan kebutuhannya.

Benefit > Cost
Batasan ini merupakan bagian yang paling sulit dari conceptual framework untuk diterapkan dalam praktik. Manfaat (benefit) informasi akuntansi dinyatakan dengan kegunaan informasi akuntansi tersebut untuk berbagai kelompok pemakai (terutama inverstor dan kreditur) dalam proses pengambilan keputusan. Biaya langsung (direct cost) informasi adalah biaya dalam memperoleh, menyajikan dan menyebarkan dan biaya tidak langsung (indirect cost) meliputi Kerugian dalam kompetisi disebabkan oleh informasi yang dipublikasikan.
Berkaitan dengan kemampuan memahami informasi. Banyak fakta menunjukkan pengungkapan tambahan dari SFAS 33 tidak dipahami dengan baik oleh pengguna. Masalah lain berhubungan dengan melimpahnya informasi adalah kemampuan pribadi dan pasar untuk menyerap dan menggunakan informasi.
Agar suatu laporan keuangan dapat berguna dalam pengambilan keputusan harus memiliki kualitas primer. Kualitas primer dari informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi adalah nilai relevan (relevance) dan reliabilitas (reliability). Kandungan kualitas primer kegunaan-keputusan informasi akuntansi meliputi komponen-komponen kandungan dari nilai relevan, yaitu ketepatwaktuan (timeliness), nilai umpan balik (feed-back value) dan nilai prediktif (predictive-value). Dan komponen-komponen kandungan reliabilitas, yaitu penggambaran yang senyatanya (representational faithfullness), netralitas (neutrality) dan dapat diperiksa (verifiability). Selain itu juga terdapat kualitas sekunder, sebagai penghubung antara kualitas primer, yaitu komparabilitas (comparability) dan taat asas (consistency).

Relevance
Relevansi adalah kualitas yang diambiul dari ASOBAT dan diungkapkan agak janggal pada SFAC menjadi ‘mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan dengan membantu pengguna membentuk prediksi tentang outcome masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang atau untuk mengkonfirmasi atau memeriksa ekpektasi.   Relevansi memiliki 2 aspek utama: predictive value dan feedback value, serta 1 aspek tambahan: ketepatan waktu.

Predivtive Value and Feedback Value
Feedback value
Feedback value berhubungan dengan meng-konfirmasi atau mengoreksi ekspektasi pembuat keputusan. Hal ini merujuk pada menentukan posisi perusahaan dan tumpang tindih dengan sejauh mana mana manajemen telah menjalankan fungsinya. Jika ditinjau lebih luas, feedback value terkait dekat dengan pertanggungjawaban. Informasi yang menyediakan kualitas ini harus mempengaruhi atau berdampak predictive value. Karenanya, muncul dua pengertian pada istilah feedback value yang agak membingungkan. Walaupun hal tersebut tidak mempengaruhi keterkaitan antara predictive dan feedback value.
Predivtive Value dan Feedback Value –yang merupakan karakteristik kualitatif– diturunkan dari tujuan menyediakan informasi yang bermanfaat untuk memprediksi cash flow dan untuk pertanggungjawaban. Sejak Trueblood Report sampai SFAC 1 dan kemudian SFAC 2, (penjelasan) yang sedikit lebih detail ditambahkan pada setiap dokumen yang menggantikan (dokumen terbaru). Melalui ketiga dokumen ini ditekankan pentingnya pengambilan keputusan oleh pengguna eksternal. Jelaslah kemampuan memprediksi sangat dekat kaitannya dengan pembuatan keputusan. SFAC 2 mencatat bahwa stewardship (feedback) juga terkait dengan pembuatan keputusan.
Feedback value berhubungan dengan dua tujuan pengguna yaitu :
·             Tujuan penilaian kinerja manajemen (menentukan seberapa baik manajemen telah bekerja, dinyatakan sebagai menyetujui atau tidak menyetujui ekspektasi relatif pada pertanggungjawabannya); dan
·             Tujuan pembuatan keputusan.

Predictive value
Predictive value tidak berkaitan langsung dengan tujuan penilaian kinerja manajemen (tetapi hanya berhubungan dengan prediksi aliran kas). Sama halnya dengan memprediksi cuaca, kondisi bisnis juga dapat di prediksi melalui analisis terhadap laporan keuangan. Perbedaannya adalah, jika ramalan cuaca tidak dapat memberikan efek terhadap cuaca, namun ramalan bisnis dapat mempengaruhi pandangan seseorang terhadap perekonomian sehingga memengaruhi keputusan yang dibuat. Jadi nilai prediktif suatu laporan keuangan merupakan pertimbangan penting relevan tidaknya suatu laporan keuangan.
 
Timeliness
Ketepatan waktu sebenarnya meruapakan sebuah pembatasan terhadap kedua aspek utama relevansi. Agar relevan, informasi harus tepat waktu, artinya harus ‘tersedia pada pembuat keputusan sebelum (informasi tersebut) kehilangan kapasitasnya dalam mempengaruhi keputusan’. Terdapat pertentangan antara ketepatan waktu dengan dua aspek utama relevansi karena informasi akan lebih lengkap dan akurat jika batasan waktunya dilonggarkan. Karenanya sering terjadi trade-off antara ketepatan waktu dengan kedua aspek utama relevansi tersebut.

Reliability
Reliabilitas (dapat diandalkan) terdiri dari verifiabilitas (dapar diuji), keyakinan yang representatif dan netralitas.



Verifiability
Verifiabilitas pada SFAC 2 (sebagaimana dokumen sebelumnya) diartikan sebagai tingkat kadar kesepakatan di antara pengukur (alat ukur yang digunakan?) dengan teori pengukuran (measurement). Tidak seperti aspek-aspek relevansi, pada verifiablitas terdapat sebuah elemen yang dapat dikuantifikasi (quantifiable), tetapi –tidak diragukan- sulit mengukurnya, SFAC 2 menghentikan singkatnya rincian berapa seharusnya derajat verifiabilitas tersebut.

Representational Faithfulness
Representational faithfulness juga berhubungan dengan teori pengukuran.
Ia merujuk pada gagasan bahwa pengukuran sendiri harus cocok dengan fenomena yang dicoba mengukurnya. Terdapat pertentangan antara verifiabilitas dengan representational faithfulness, dan akan memunculkan trade-off di antara kedua karakteristik reliabilitas ini.
Sterling mencoba meminimalisir trade-off ini. Fenomena yang relevan yang bersinggungan dengan keputusan harus secara meyakinkan terwakili. Sebuah representasi yang tidak meyakinkan tidak akan bermanfaat untuk tujuan pengambilan keputusan.
Kita masih menemui masalah dengan karakteristik yang relevan (dari asset dan liabilitas) yang tidak dapat diukur dengan mudah. Trade-off tidak hanya terjadi antara aspek relevansi dan reliabilitas, tetapi juga pada relevansi dan reliabilitas sebagai konsep yang utuh. Misalnya, current value mungkin lebih relevan untuk tujuan prediktif daripada historical cost, tetapi historical cost lebih verifiabel daripada current value dalam mengukur

Neutrality
Netralitas merujuk pada keyakinan bahwa proses penyusunan kebijakan terutama dihubungkan dengan relevansi dan reliabllitas daripada dampak sebuah standar atau aturan yang mungkin dimiliki kelompok pengguna yang spesifik.

Dengan kata lain, netralitas berhubungan dengan laporan keuangan ‘apa adanya’  daripada apa yang disukai kelompok pengguna tetentu, seperti manajemen dan pemegang saham.  Netralitas adalah karakteristik kualitatif bersinggungan secara menyeluruh dengan perilaku anggota dewan yang bertentangan secara langsung dengan aspek spesifik dari informasi itu sendiri.
Tujuan netralitas menurut Wyatt dan Brown adalah sebagai sebuah upaya sadar untuk mencegah interfensi oleh kelompok yang mempunyai sebuah kepentingan pada laporan keuangan dan standar akuntansi yang mendasarinya. Sebagaimana yang kita lihat peran netralitas menemui banyak kontroversi.

Representational Faithfulness
Versus Economic Consequences
Satu isu sentral berkenaan dengan coceptual framework adalah apakah representational faithfulness atau economic consequences yang mendominasi dalam proses penyusunan standar. Representational framework adalah bagian dari conceptual framework, sedangkan economic concequences bukan. Beberapa artikel memberi pendapat dalam masalah ini
Kesimpulan Ruland bahwa trade-off manfaat lebih besar dari biaya sebagai ambang materialitas untuk menentukan kegunaan standar akuntansi: manfaat pada pengguna harus lebih besar dari biaya persiapannya. Pembahasan batasan tersebut pada SFAC 2 ditekankan pada isu-isu tentang kenyataan bahwa penyiap pada awalnya menanggung beban mengumpulkan, memproses dan menyebarkan informasi kepada pengguna dan hanya sedikit membahas dampak distribusi pada kelompok pengguna yang berbeda (misalnya manfaat off-balance-sheet financing untuk investor berbeda dengan kreditur).
Dari perspektif teori relevansi dan reliabilitas merupakan karakteristik utama yang harus diperhatikan penyusun standar.



1.        Concervatism
Konservatisme dibahas pada SFAC 2 dan disebut convention. SFAC 2 tidak menyokong pengaturan ‘pelaporan yang lebih rendah’  atau ‘pelaporan yang lebih tinggi’ asset atau income. Pengaturan understatement bertentangan dengan representational faithfulness, netralitas dan kedua aspek utama relevansi.
Konservatisme diasosiasikan dengan kebutuhan terhadap ‘pelaporan yang bijak’ dimana pembaca diberi informasi ketidakpastian dan resiko. Konservatisme berhubungan dengan pengungkapan sebuah konsep penting yang tidak dibahas dalam SFAC 2.
2.             Comparability and Consistency
Kita memandang kedua karakter ini sebagai karakter yang berorientasi output, karenanya keduanya seharusnya merupakan hasil conceptual framework yang dapat berjalan, bukan bagian dari struktur teori.
3.             Materiality
Pertanyaah yang muncul pada materialitas adalah apakah item ini cukup luas mempengaruhi keputusan pengguna. Materialitas diterima sebagai karakteristik kualitatif, meskipun tidak dapat diimplementasikan dalam kebiasaan profesi.
Materialitas merupakan konsep relatif dan bukan konsep absolut


 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar