Senin, 22 Februari 2016

Catatan di waktu yang “Romantis”




Tulisan pertama ini saya mulai pukul 15.30 saat hujan membasahi atap bangunan miring di pinggir jalan AP Perttarani Makassar. Airnya turun cukup deras, namun masih menyisahkan ruang untuk adzan menggema. Lantunan adzan dan hujan, menjadi harmoni yang indah dan menyejukkan jiwa, menyegarkan syaraf-syaraf yang telah penat setengah hari tadi.
Sungguh romantis panggilanMu Tuhan, lebih romnatis dari puisi-puisi cinta sang penyair ulung. Kau memanggil, merayu dan menjanjikan kemenangan kepada orang-orang yang mungkin saja seharian tadi tak sempat mengingatmu sekalipun. Orang-orang yang lebih sibuk memenuhi panggilan romantis sang dunia yang begitu menggiurkan dan mungkin salah satunya adalah aku.
Catatan pertama di tahun 2016, meski sekarang bulan Februari habis tapi baru sekarang dapat tertuang dalam kata-kata. Tulisan di tengah suasana romantis di tempat yang baru, disini bukan kampus, bukan pula kamar 3 kali 5, bukan di Mesjid Poltek tapi tempat yang berbeda dengan suasana yang berbeda dan orang-orang yang berbeda.
Saya sedang magang di sebuah cabang perusahaan telekomunikasi yang cukup besar di wilayah Makassar. PT. Telekomunikasi Selular (TELKOMSEL) GraPARI Makassar, sudah sebulan lebih seminggu setiap hari saya kunjungi tempat ini, berangkat pukul 07.00 dan kembali ke kos 17.00 sampainya kadang hampir jam 8 malam.
Seperti pemburu Dollar sejati, berangkat pagi pulang petang, menghabiskan waktu di temat kerja mengabdi pada yang memberi makan. Kalau sudah merasakan seperti ini, ingin rasanya jadi pengusaha saja atau istri pengusaha (hihihi) tak perlu menghabiskan waktu di tempat yang jauh dari keluarga tapi kebutuhan tetap terpenuhi dan yang paling penting tak bergantung pada manusia. Tapi masalahnya saya sama sekali tak berbakat jadi pengusaha. Kalau begitu jalan yang paling memungkinkan yah jadi istri pengusaha hahaha (Aaminn) tapi siapapun dia yang kelak di jdohkan tuhan, dia adalah lelaki pilihan yang istimewah khusus untukku J.
Hmm tulisan ini sebenarnya tak besiri apa-apa, hanya tulisan untuk membiasakan menulis, meminjam perkataan seorang penulis,”teruslah menulis hingga kau terbiasa”. Menulislah apa yang ingin kau tulis, tak usah terlalu berfikir esensi, cukup tulis sesuatu yang ingin kau katakan kepada siapa saja. Mungkin saja bagimu tak ber-esensi tapi bagi orang lain itu penuh dengan makna karena kita tak pernah tau bagaimana orang mengartikan suatu tuliasan.
Hari sudah hampir petang, awan telah habis memuntahkan uang air yang pecah menjadi hujan beberapa saat yang lalu. Petang hampir tiba, waktu akan berganti sesaat lagi. Maka sebaiknya kuakhiri tulisan ini bersama siang yang akan pergi menjemput malam. Selamat menyambut malam, malam-malam untuk beristirahat bermunajat bersamaNya bersimpuh memohon segala ambisi dapat tercapai, memohon hati ini semakin kuat esok dan cinta ini semakin harum dan semerbak hanya untukNya, semoga cinta ini akan membuka jalan atas cinta-cinta yang lainnya.
Berkhir di pukul 17.22