Rabu, 11 Mei 2016

(Teori Akuntansi) Konsep Laba



A.           Pengertian Laba
Laba merupakan suatu konsep akuntansi yang memiliki berbagai sudut pandang, tergantung dari siapa yang menilai dan bagaimana tujuan penilaiannya tersebut. Oleh karena itu, para ahli dan organisasi akuntansi memberikan definisi berbeda tentang konsep laba yaitu sebagai berikut :
Menurut Belkaoui : Laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang merniliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba pada umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi perpajakan, determinan pada kebijakan pembayaran dividen, pedoman investasi, dan pengambilan keputusan, dan unsur prediksi.
Menurut Commite On Terminology, Sofyan Syafri H Laba sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi.
Menurut Stice, Skousen Laba adalah pengambilan atas investasi kepada pemilik. Hal ini mengukur nilai yang dapat diberikan oleh entitas kepada investor dan entitas masih memiliki kekayaan yang sama dengan posisi awalnya.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia Laba merupakan jumlah residual yang tertinggal setelah semua beban (termasuk penyesuaian pemeliharaan modal, kalau ada) dikurangkan pada penghasilan. Kalau beban melebihi penghasilan, maka jumlah residualnya merupakan kerugian bersih.
B.            Karakteristik Income
Dari berbagai definisi laba di atas, dapat disimpulkan bahwa laba secara konseptual memiliki karakteristik umum sebagai berikut :
1)      Kenaikan kemakmuran yang dimiliki atau dikuasai suatu entitas
2)      Perubahan terjadi dalam suatu periode sehingga harus diidentifikasi kondisi kemakmuran awal dan kemakmuran akhir
3)      Perubahan dapat dinikmati, didistribusi, atau ditarik oleh entitas yang menguasai kemakmuran, asalkan kemakmuran awal dipertahankan
Kemakmuran dapat berupa aset bersih perusahaan, modal pemegang saham, kekayaan, investasi, sumber daya ekonomik, atau apapun yang dapat dinilai dengan uang.
C.           Fungsi Perhitungan Income
Perolehan laba perlu diketahui karena merupakan informasi penting dalam suatu laporan keuangan. Laba yang secara umum dihitung berdasarkan selisih lebih pendapatan dan biaya diharapkan dapat digunakan sebagai berikut :
1)      Indikator efisiensi penggunaan modal atau biaya
2)      Pengukur prestasi atau kinerja management
3)      Alat motivasi bagi management dalam pengelolaan perusahaan
4)      Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak
5)      Dasar penghitungan deviden
6)      Dasar pembagian kompensasi dan bonus
7)      Pedoman dalam menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan
8)      Dasar peramalan kondisi perusahaan di masa yang akan datang
D.           Jenis-Jenis Income
Laba yang menjadi dasar pengukuran laporan keuangan dibedakan menurut kelompok penerima, yaitu tergantung fungsi dan tujuan pemakaiannya. Secara ringkas, laba berdasarkan penyajiannya untuk masing-masing kelompok penerima dibagi menjadi lima jenis.
No
Jenis Income
Penerima Informasi Income
Perhitungan Income
1.
Value Added
Karyawan, Pemilik, Kreditur, dan Pemerintah
Harga jual produk – Cost yang dikeluarkan
2.
Enterrprise Net Income
Pemegang saham, Pemegang obligasi, dan Pemerintah
(Revenue – Expenses) +
(Gains – Loses) tidak termasuk Biaya bunga, Pajak penghasilan, dan Pembagian deviden
3.
Net Income to Investors
Pemegang saham dan Pemegang obligasi
Seperti butir dua, namun termasuk Pajak penghasilan
4.
Net Income to Shareholders
Pemegang saham (Preffered stock dan Common stock)
Seperti butir tiga, namun setelah dikurangi bunga obligasi
5.
Net Income to Residual Shareholders
Pemegang saham Common stock
Seperti butir empat, namun setelah dikurangi deviden Preferred Stock
E.            Konsep Income dalam Aspek Tataran (Level) Semiotika 
Sebagai salah satu elemen akuntansi, laba digunakan sebagai informasi yang dibutuhkan oleh para pengguna laporan keuangan. Oleh karena itu, konsep laba harus dipahami sebagai suatu bahasa yang dapat dikomunikasikan maksudnya kepada para pengguna. Berikut adalah ciri-ciri tiap tataran dalam Teori Komunikasi :
Tataran
Sasaran Bahasan
Penekanan Komunikasi
Sintaktika
Aspek formal tanda bahasa (kosa kata, tata bahasa)
Operasional, Penandaan
Semantika
Aspek isi tanda bahasa (makna)
Penafsiran, Pelambangan
Pragmatika
Keefektifan tanda bahasa (efek komunikatif)
Fungsional, Pengaruh
F.            Konsep Income dalam Tataran Semantik
Konsep laba dalam tataran semantik berkaitan dengan masalah makna yang harus dilekatkan oleh perekayasa laporan pada simbol atau elemen biaya sehingga laba bermanfat dan bermakna sebagai informasi. Pada tataran ini, teori menekankan makna yang harus dimiliki oleh konsep laba, seperti teori tentang aset, realitas, atau kegiatan perusahaan yang diinterpretasikan oleh laba. Laba harus dapat memberikan informasi kepada para pengguna laporan keuangan mengenai berbagai teori, misalnya kenaikan jumlah asset dan efektivitas kegiatan produksi perusahaan. Berbagai implementasi laba dalam tataran semantik yaitu :
1)      Pengukur Kinerja
2)      Konfirmasi Harapan Investor
3)      Estimator Laba Ekonomik

G.           Konsep Income dalam Tataran Sintaktik
Konsep laba dalam tataran sintaktik berkaitan dengan konsep laba yang harus diungkapkan dalam bentuk standar dan prosedur akuntansi yang mantap serta objektif, sehingga angka laba dapat diukur dan disajikan dalam suatu laporan keuangan. Pada tataran ini, teori menekankan bahwa makna laba secara sintaktik adalah selisih pengukuran dan perbandingan antara pendapatan dan biaya. Pengukuran dalam arti luas meliputi saat pengakuan dan prosedur pengakuan. Kriteria atau pendekatan dalam pengukuran laba dibagi menjadi tiga yaitu :
1)      Pendekatan Transaksi (Cash Basis)
Dalam pendekatan ini, laba diukur dan diakui pada saat terjadinya transaksi dan kemudian terakumulasi sampai akhir periode. Pengukuran dan pengakuan laba juga akan paralel dengan kriteria pengakuan pendapatan dan biaya. Pengakuan laba atas dasar pendekatan ini sama dengan pengakuan pendapatan atas dasar kriteria terealisasi dan sama dengan pengakuan biaya atas dasar kriteria konsumsi manfaat. Pendekatan ini memiliki berbagai keunggulan misalnya jumlah rupiah aset dan kewajiban secara otomatis tersedia pada akhir periode serta perubahan aset dan kewajiban merupakan perubahan nilai yang diakui secara objektif.
2)      Pendekatan Kegiatan (Accrual Basis)
Dalam pendekatan ini, laba dianggap timbul bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan perusahaan dan bukan sebagai hasil suatu transaksi. Pendekatan ini paralel dengan konsep penghimpunan sebagai basis akrual pendapatan. Dengan konsep ini, laba dapat dinyatakan telah terbentuk bersamaan dengan dilakukannya kegiatan operasi perusahaan dalam arti luas (produksi, penjualan, dan pengumpulan kas) walaupun secara realisasi belum terjadi transaksi secara real. Pendekatan ini memiliki keunggulan dalam membantu management melakukan analisis internal seperti mengukur efisiensi dan profitabilitas setiap kegiatan operasional perusahaaan.
3)      Pendekatan Pertahanan Kapital
Dalam konsep pertahanan kapital, laba merupakan konsekuensi dari pengukuran kapital pada dua titik waktu yang berbeda. Dengan konsep ini, elemen laba diukur atas dasar pendekatan aset-kewajiban. Dua pendekatan yang dibahas sebelumnya merupakan pendekatan pendapatan-biaya dalam pengukuran dan penilaian elemen neraca (aset dan kewajiban). Nilai aset dan kewajiban merupakan konsekuensi dari pengukuran pendapatan dan biaya atas dasar konsep perbandingan. Laba berdasarkan pendekatan ini berarti perbedaan nilai kapital pada dua saat yang berbeda atau kenaikan kapital dalam suatu periode.
H.           Konsep Income dalam Tataran Pragmatik
Konsep laba dalam tataran pragmatik berkaitan dengan pengaruh informasi laba terhadap perubahan perilaku para pemakai laporan keuangan. Pada tataran ini, teori menekankan pada pembahasan reaksi pihak yang dituju oleh informasi akuntansi. Misalnya suatu kejadian pengumuman laba oleh perusahaan, dikatakan mengandung informasi jika pesan tersebut menyebabkan perubahan keyakinan para pengguna laporan dan menyebabkan adanya suatu tindakan tertentu. Apabila tindakan tersebut dapat diyakini sebagai reaksi atas kejadian pengumuman laba tersebut, maka informasi laba dapat dikatakan memiliki manfaat.
Bila dikaitkan dengan teori positif-normatif, tataran sintaktik dan semantik pada umumnya bersifat normatif, sedangkan teori pragmatik akan lebih bersifat positif. Teori pragmatik juga sering diklasifikasikan sebagai akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) karena pokok bahasan pada umumnya adalah perilaku manusia dalam kaitannya dengan informasi. Pendekatan dalam proses penyimpulan yang menghasilkan pernyataan atau tindakan dapat bersifat deduktif maupun induktif.
1.             Pendekatan Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah proses penyimpulan yang berawal dari suatu pernyataan umum yang disepakati (premis) ke pernyataan khusus sebagai kesimpulan (konklusi). Pernyataan umum yang disepakati dan menjadi basis penalaran dapat berasal dari teori, prinsip, konsep, doktrin, atau norma yang dianggap benar, baik, dan relevan dalam kaitannya dengan tujuan penyimpulan. Penalaran deduktif dalam akuntansi digunakan untuk memberi penjelasan dan dukungan terhadap kelayakan suatu pernyataan akuntansi.
I.              Konsep Income secara Ekonomi dan Akuntansi
Income atau laba dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu dilihat dari sisi ekonomi dan sisi akuntansi.
Konsep Laba Ekonomi (Economic Income)
Laba dari sisi ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor dari hasil penanaman modalnya, setelah dikurangi seluruh biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut.
Definisi Laba Ekonomi
Fischer (1912) mendefinisikan laba ekonomi sebagai deretan peristiwa yang dihubungkan dengan berbagai tahapan berbeda yaitu penikmatan laba psikis, laba nyata, dan laba uang. Lindahl (1919) memiiki pandangan berbeda dengan mengaitkan konsep laba ekonomi dan bunga, lalu dihubungkan dengan peningkatan barang modal selama waktu tertentu. Sedangkan Hicks (1946) mengembangkan kedua konsep di atas dengan mendefinisikan laba ekonomi sebagai jumlah maksimum yang dikonsumsi selama suatu periode dan pada akhir periode masih memiliki kekayaan yang sama seperti pada awal periode.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar