Minggu, 31 Juli 2016

Sahabat Salman Al-Farizi



Seorang pencari kebenaran sejati, begitu beliau rahimahulla sering dipanggil. Dia memulai pengembaraannya sejak masih sangat muda. Dia adalah anak dari seorang majusi. Suatu hari beliau di perintahkan untuk mengurus ladang ayahnya, karena ayahnya yang memiliki urusan lain. Dalam perjalanan menuju ladangnya ia melewati sebuah gereja, ia melihat orang-orang sedang beribadah disana, beliau sangat mengagumi cara mereka beribadah karena merasa ibadah mereka lebih baik dari apa yang dilakukan oleh ayahnya yaitu beribardah dengan menjaga agar api tidak pernah padam.
Akhirnya beliau tidak keladang karena terhanyut dengan ibadah yang dilakukan oleh orang nasrani tersebut. Hingga ayahnya sangat marah dengan apa yang beliau lakuka, ayahnya takut jika anaknya akan meninggalkan agama leluhurnya. Akhirnya beliau di pasung oleh ayahnya.
Saat digereja di sempat bertanya dari manakah asal dari agama tersebut dan orang-orang menjawab bahwa agama tersebut berasal dari syam, maka ia mencari-cari orang-orang yang akan menuju syam. Hingga tiba saat dia mendengar bahwa akan ada rombongan pedagang yang akan menuju ke Syam, beliau kemudian berusaha membuka pasungnya, dengan isin Allah pasungnya berhasil beliau lepaskan. Beliau kemudian ikut bersama pedagang-pedagang menuju ke Syam.
Tiba disana beliau bertanya kepada orang-orang mengenai siapa yang paling baik dalam agama tersebut. Beliau kemudian diarahkan kepada seorang uskud. Maka beliau pun berkhidmat kepada uskud tersebut, namun setelah bersama uskud tersebut, dia melihat bahwa ia menyuruh jamaah bersedekah dan berbuat pahala tetapi ia yang menumpuk harta tersebut dan tidak memberikan kepada orang-orang miskin. Maka tatkala uskud tersebut wafat ia menceritakan prilakunya kepada semua jamaahnya, maka tidak ada diantara jamaah nya yang ingin menguburkannya, ia justru disalib dan dilempari dengan batu.
Setelah uskud tersebut wafat, dipilihlah seorang yang bijak diantara orang-orang disana maka terpilihlah seorang yang sangat zuhud akan dunia. Salman Afl-Farizi kemudia berkhidmat kepadanya hingga uskud tersebut wafat. Sebelum menemui ajalnya Salman Al-Farizi menanyakan kepada siapa dia harus pergi berkhidmat, maka ia diarahka kepada seorarang yang berada di Al-Maushil (Kota tua di pinggir sungai Dajlah Irak) beliau kemudia menemui orang tersebut hingga beliau di amanahkan ke beberapa orang setelahnya yaitu, ke Nashibin yang jaraknya 6 hari perjalanan dari Al-Maushil, selanjutnya ke Ammuriyah kemudian akhirnya beliau di amanhkan untuk mencari seorang Nabi dengan tanda-tanda kenabian yaitu tidak menerima sedekah tetapi menerima hadiah dan memiliki stempel kenabian di pundaknya.

Senin, 18 Juli 2016

Baju Hambok ke-Korea-an :D

Salah satu impian ku mungkin, suatu saat nanti bisa pake baju ini dan berfoto di Istana jama Joseon yang di drama-drama korea ini :D. Amiin kan yah hehehe